Bisnis.com, DENPASAR -- Populasi Sapi Bali menurun 7% sehingga menyebabkan kuota pengiriman ke sejumlah daerah di Tanah Air menurun pada 2018 menjadi 47.632 ekor.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali Putu Sumantra mengatakan pada 2017, kuota pengiriman Sapi Bali sebesar 50.000 ekor dengan realisasi lebih tinggi yakni 51.000 ekor. Namun, karena adanya penurunan populasi maka tahun ini target pengiriman terpaksa berkurang.
Adapun populasi Sapi Bali menurun 7% dari biasanya ada 546.000 ekor tiap tahun menjadi 507.000 ekor saat ini.
Kata dia, aktivitas Gunung Agung menjadi salah satu faktor yang menyebabkan populasi sapi bali menurun. Hal itu lantaran, ketika warga memilih mengungsi, banyak diantara mereka terpaksa menjual sapinya dengan harga murah. Bahkan, pada saat usia yang belum layak untuk dijual.
Selain itu, berkurangnya lahan rumput untuk beternak juga menjadi faktor penurunan populasi di beberapa kabupaten.
Di beberapa wilayah, peternak juga cenderung mengurangi peliharaan karena lebih cenderung melakukan aktivitas perkebunan.
Baca Juga
"Peternak sudah bisa melihat komoditas mana yang menguntungkan, jika harga jeruk turun mereka akan kembali lagi beternak dan terus seperti itu," sebutnya, Senin (29/1/2018).
Dia memastikan, dengan penurunan target penjualan ini tidak akan merugikan peternak. Sebab, beternak tidak menjadi satu-satunya pekerjaan. Selain sebagai peternak, biasanya warga juga mengurusi ladang.
Sementara, dia meyakini populasi sapi akan meningkat seiring makin tingginya harga sapi Bali. Saat ini harga untuk sapi hidup masih sebesar Rp42 ribu per kg. Jika nanti harga bisa mencapai Rp44 ribu per kg maka peternak akan sangat diuntungkan dan beternak akan kembali bergairah.
"Kita tetap berupaya supaya populasi meningkat lagi," sebutnya.