Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta kepada para menteri terkait untuk terus mengefisiensikan dwelling time dalam rangka kompetisi antar negara yang semakin ketat.
Dia bahkan mewanti-wanti para pembantunya untuk memperbaiki persoalan di lapangan secara komperhensif, agar tidak jatuh lagi ‘korban’ reshuffle.
Kala itu, dia mempersoalkan lamanya dwelling time selama 6-7 hari di Tanjung Priok. Dia mengatakan telah memberi waktu 5 bulan agar dwelling time dapat dirampingkan menjadi 6 hari pada saat itu.
Setelah 6 bulan berjalan, dia mengatakan tidak ada perbaikan dwelling time yang berarti. “Akhirnya ada menteri yang saya copot,” katanya saat meresmikan 11 Pusat Logistik Berikat, Kamis, (10/3/2016).
Dia mengharapkan koordinasi strategis antar Kementerian untuk memacu dwelling time di Tanjung Priok menjadi 3 hari saja pada bulan depan. Terakhir, dwelling time di Priok telah mencapai 3,5 hari.
“Sehingga efisiensi nantinya makin kelihatan. Jangan sampai ada korban lagi masalah dwelling time. Saya tidak main-main masalah ini,” ujarnya.
Pada reshuffle kabinet jilid 1, Jokowi mengganti Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Indroyono Susilo dengan Rizal Ramli. Selain itu, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel diganti dengan Thomas Lembong.
Selain keduanya, Darmin Nasution mengganti posisi Sofyan Djalil sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil menganti posisi Andrinof Chaniago sebagai Menteri Perencanaan Pembanguann Nasional (PPN)/Bappenas, Luhut Panjaitan menggantikan Tedjo Edhy sebagai Menko Polhukam dan Pramono Anung menggantikan Andi Widjajanto sebagai Sekretaris Kabinet.