Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa mengajukan rentetan permintaan yang memberatkan dalam negosiasi perjanjian perdagangan bebas dalam skema comprehensive economic partnership agreement.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan setiap negosiator tentu meminta banyak hal yang paling menguntungkan mereka dalam proses tawar menawar. Begitupula dengan Uni Eropa yang ingin mengambil keuntungan dari pasar Indonesia.
"Pastilah negosiator meminta yang paling menguntungkan dia. Di sanalah kita bernegosiasi, apa yang mungkin dan bisa menguntungkan, ya namanya butuh pasar," paparnya di Kantor Wakil Presiden, Kamis(3/3/2016).
Sebelumnya, pemerintah menilai beberapa permintaan Uni Eropa dianggap memberatkan Indonesia. Karena itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan Indonesia seharusnya lebih berani dalam perundingan FTA dengan Uni Eropa.
Pihaknya menilai apa yang ditawarkan Indonesia masih jauh dari harapan Uni Eropa. Sejumlah persyaratan Uni Eropa pun dianggap memberatkan. Misalnya, pembebasan bea masuk 95% pos tarif. Pemerintah menganggap permintaan ini bakal memukul industri dalam negeri.