Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Teluk Meksiko Capai Produksi Tertinggi 2017

Teluk Meksiko Capai Produksi Tertinggi 2017
Pengeboran minyak
Pengeboran minyak

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah upaya Arab Saudi, Irak, Rusia dan Iran untuk menahan produksi minyak mentah (crude oil), Amerika Serikat memperkirakan produksi crude oil di Teluk Meksiko akan mencapai angka tertinggi pada 2017.

Badan Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (U.S. Energy Information Administration/EIA) mengungkapkan produksi crude oil di Teluk Meksiko diperkirakan meningkat untuk mencatatkan rekor tertinggi pada 2017, meskipun harga crude oil tetap rendah.

EIA memproyeksikan produksi rata-rata harian crude oil di Teluk Meksiko akan berkisar 1,63 juta barel per hari (bph) pada tahun ini. Produksi itu akan meningkat pada tahun depan menjadi 1,79 juta bph.

“Pada Desember 2017, rata-rata produksi harian akan berada di level 1,91 juta  bph,” tulis EIA, dikutip Bisnis.com, Jumat (19/2/2016).

Produksi dari Teluk Meksiko pada tahun ini diperkirakan memiliki porsi 18% dari seluruh produksi crude oil Amerika Serikat. Pada tahun depan, porsi tersebut akan meningkat menjadi 21%.

EIA mengungkapkan produksi crude oil dari Teluk Meksiko memiliki sensitifitas yang lebih rendah terhadap pergerakan harga crude oil jangka pendek ketimbang produksi dari Amerika Serikat daratan (Lower 48).

Kendati demikian, EIA mengungkapkan penurunan margin keuntungan dan adanya pengurangan harapan untuk pemulihan harga minyak secara cepat telah mendorong banyak operator di Teluk Meksiko menarik pengeluaran untuk eksplorasi bawah laut.

Selain itu, kondisi tersebut juga membuat operator di Teluk Meksiko mengurangi rig aktif, menumpuk rig tua dan melakukan restrukturasi atau penundaan kontrak rig pengeboran.

Penundaan ini, jelas EIA, menambah ketidakpastian untuk jadwal on-stream sejumlah proyek, baik melalui penundaan atau pembatalan.

EIA memperkirakan ada 14 proyek yang diharapkan mendorong pertumbuhan produksi yakni 8 proyek yang dimulai 2015, 4 proyek pada awal 2016 dan 2 proyek yang diperkirakan dimulai pada 2017.

Kedelapan proyek yang dimulai pada 2015 hampir semuanya sudah on-stream kecuali lapangan Lucius yang dioperasikan oleh Anadarko. Lapangan Lucius mundur dari jadwal dan bakal on-stream pada tahun ini.

Anadarko menggunakan tie-back bawah laut memungkinkan produsen untuk mengurangi baik biaya proyek dan waktu start-up. Selain itu, Anadarko menggunakan platform floating yang sama pada lapangan Heidelberg yang juga diprediksi on-stream tahun ini. Kesamaan platform ini menurunkan biaya pengembangan bagi perusahaan.

Sementara itu, operator lapangan Stones, Shell menggunakan fasilitas produksi, penyimpanan dan offloading terapung (floating production storage and offload/FPSO) pertama mereka di Teluk Meksiko. Minyak mentah dari FPSO ditanportasikan menggunakan kapal tanker menuju Gulf Coast.

Dua lapangan lainnya yang akan on-stream pada tahun ini adalah lapangan Gunflint dan Holstein Deep yang juga menggunakan tie-back bawah laut. Sementara, dua proyek lain yang produksinya akan dimulai pada 2017 juga akan menggunakan teknologi serupa, tie-back bawah laut.

Kendati demikian, EIA pada Outlook Energy Jangka Pendek telah mengungkapkan produksi crude oil AS secara keseluruhan akan terus menurun hingga 2017. Laporan tersebut memperkirakan produksi rata-rata minyak mentah AS akan menurun dari 9,4 juta barel per hari (bph) pada 2015 menjadi 8,7 juta bph pada tahun ini dan akan menyentuh level 8,5 bph pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper