Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian meresmikan terbentuknya Indonesia Railway Component Manufacturer Association (IRCMA). Namun, asosiasi industri komponen tersebut belum mengakomodasi kereta cepat.
"Kita memang berpikirnya belum pada kereta api cepat karena itu teknologinya baru. Teknologi yang lama sudah banyak [diproduksi]," kata Ketua IRCMA Toni Budi Santoso saat peresmian IRCMA di kantor Kementerian Perindustrian pada Rabu (10/2/2016).
Dalam konsorsium ini terdapat sekitar 50 intitusi yang terdiri dari BUMN, swasta, dan kalangan industri kecil menengah (IKM) yang mampu menyediakan beberapa produk komponen, seperti PT Pindad untuk rem, PT Len untuk persinyalan, PT Barata untuk bogie, PT Krakatau Steel untuk bahan baku baja.
Dia mengatakan bahwa sekitar 40% komponen kereta api itu sudah bisa dibuat oleh anggotanya, mulai dari casis kereta, bogie, kursi dan gerbong. "Paling yang masih impor itu engine. Ke depan [diproduksi] roda. Soalnya roda impor, padahal roda tiap tahun mesti ada kerusakan karena aus," ujarnya.
Di hari yang sama, para anggota IRCMA akan merumuskan peta jalan untuk menyusun kegiatan kerja pada 2016 serta standar produk dan kerja. Peta jalan ini akan disusun untuk jangka tahunan, lima tahunan, sampai 25 tahun ke depan.
Dia mengatakan bahwa APBN yang digelontorkan untuk Kementerian Perhubungan yang jumlahnya Rp11 triliun. Dia berharap 10% dialokasikan untuk produksi kereta api dalam negeri.