Bisnis.com, JAKARTA—PT Wika Beton siap mengoperasikan pabrik beton pracetak baru di Lampung Selatan berkapasitas 135.000 ton per tahun pada kuartal pertama tahun ini.
Sekretaris Perusahaan PT Wika Beton Puji Haryadi mengatakan, saat ini Wika Beton tinggal menunggu order produk beton pracetak untuk pabrik tersebut dari sejumlah proyek besar yang saat ini tengah dinegosiasikan.
“Amanya bisa kami katakan pabrik ini akan mulai beroperasi di triwulan pertama 2016,” katanya melalui sambungan telopon, dikutip Senin (25/1/2016).
Pengoperasian pabrik tersebut tertunda dari rencana awal, yakni pertengahan tahun lalu dengan kapasitas 100.000 ton per tahun. Faktor rendahnya permintaan pasar menjadi alasan utama ditundanya pengoperasian pabrik tersebut.
Akan tetapi, pabrik ini kini siap dengan kapasitas lebih tinggi, yakni 135.000 ton per tahun. Dengan kapasitas tersebut dan juga optimalisasi sejumlah pabrik yang ada, tahun ini Wika Beton memiliki kapasitas produksi total dari pabrik beton menjadi 2,5 juta ton. Jumlah ini naik dari kapasitas tahun lalu yakni 2,3 juta ton.
Pabrik di Lampung Selatan ini dilengkapi juga dengan pabrik pemecah batu split atau crushing plant yang akan memasok bahan baku bagi pabrik tersebut. Puji mengatakan, pabrik tersebut saat ini sedang dalam tahap akhir pemantapan.
“Begitu ada pesanan untuk produk precast-nya, crushing plant-nya bisa dipercepat untuk segera beroperasi juga,” katanya.
Kapasitas pabrik pemecah batu split tersebut mencapai 35 kubik per jam, atau setara 350 ton per jam. Pengoperasian kedua pabrik ini di awal tahun sekaligus menunjukkan keyakinan Wika Beton terhadap peningkatan permintaan beton tahun ini.
Tahun ini, Wika Beton menargetkan kontrak baru senilai Rp4,7 triliun, dengan carry over Rp1,7 triliun. Wika Beton menutup perolehan kontrak baru tahun lalu di angka Rp3,5 triliun, lebih tinggi dari perkiraan perseroan sebesar Rp3,2 triliun.
Optimisme tahun ini didukung oleh percepatan proyek-proyek pemerintah yang sudah dimulai sejak Januari. Momentum ini akan dimanfaatkan Wika Beton untuk menggenjot perolehan kontrak baru.
Puji mengatakan, target tersebut belum termasuk kontrak yang akan diperoleh dari proyek Kereta Api Cepat Jakarta—Bandung yang ditangani induk usaha, PT Wijaya Karya. Dari proyek tersebut, Wika Beton mengestimasikan perolehan kontrak antara Rp6 triliun hingga Rp9 triliun selama masa konstruksi. Meski demikian, dirinya belum dapat memastikan berapa order yang akan diperoleh tahun ini dari proyek tersebut.