Bisnis.com, SEMARANG - RPX Group mengincar pertumbuhan bisnis diangka 20% seiring dibukanya layanan Air Freight Export Service yang melayani pengiriman ekspor.
Air Freight Export Consolidation Service merupakan kemitraan strategis antara PT Wahana Dirgantara (WDI) sebagai operator layanan pergudangan RPX dan Japan Airlines (JAL) Cargo, salah satu maskapai penerbangan di Asia.
Senior Vice President of Agency Service of PT WDI (RPX Group) Taufick Daniel Mochtar mengatakan munculnya ide itu layanan terintegrasi itu berasal dari customer yang kemudian Japan Airline mengambil ceruk peluang tersebut.
Dalam strategi bisnis, ujarnya, hadirnya Airfreight Export Consolidator Service di Semarang menjadi solusi utama bagi pelanggan dan eksportir, mengingat pertumbuhan pengiriman kargo ke luar negeri terutama Jepang dan negara tetangga tumbuh pesat.
Dia mengklaim Jawa Tengah khususnya Semarang merupakan salah satu pusat perdagangan utama dan memiliki potensi di masing-masing daerah yang terus mengalami pertumbuhan ekonomi. Apalagi, katanya, Semarang berada di jalur persimpangan strategis domestik dan internasional.
“Dengan adanya layanan itu, secara bisnis kami menargetkan pertumbuhan sekitar 20%. Kalau melihat tahun lalu, ya kami stagnan. Perusahaan yang lain juga anjlok,” ujarnya disela-sela peresmian Air Freight Export Consolidation Service di Semarang, Selasa (12/1/2016).
Taufick menerangkan layanan itu ditujukan untuk Semarang dan sekitarnya dengan tujuan memenuhi permintaan layanan seiring meningkatnya potensi ekspor di wilayah setempat.
Dalam kesempatan itu, Chief Executive Office of RPX Group David Batubara mengatakan permintaan masyarakat terhadap layanan RPX cukup tinggi, sehingga adanya terobosan layanan itu dapat menjembatani kebutuhan pengiriman ke luar negeri terutama destinasi Jepang.
Menurutnya, masyarakat Jateng dan sekitarnya tidak perlu repot lagi dalam melakukan pengiriman kargo internasional. “Kami optimistis bahwa layanan baru itu akan menguntungkan bagi eksportir,” ujarnya.
David mengungkapkan ekspor Jateng cenderung meningkat secara bulanan dan tahunan. Menilik data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Jateng pada Agustus 2015 mencapai US$445 juta atau meningkat dibandingkan Juli diangka US$384,24 juta. Dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, nilai ekspor Jateng naik 4,87% atau setara US$20,69 juta.
Andik Widyarianto, General Manager of GSA Japan Airlines Cargo Indonesia menerangkan dengan layanan itu lead time, proses handling, irregularity terhadap barang lebih terjamin serta dari sisi biaya lebih efisien.