Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Proyeksi Insentif BMTP Hanya Terserap 50%

Kementerian Perindustrian memproyeksikan pemanfaatan bea masuk ditanggung pemerintah dengan pagu anggaran senilai Rp565,23 miliar maksimal terserap sebesar 50% akibat penurunan produksi industri.
Peti kemas/Ilustrasi-Bisnis
Peti kemas/Ilustrasi-Bisnis
Bisnis.com, JAKARTAKementerian Perindustrian memproyeksikan pemanfaatan bea masuk ditanggung pemerintah dengan pagu anggaran senilai Rp565,23 miliar maksimal terserap sebesar 50% akibat penurunan produksi industri.
 
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Haris Munandar mengatakan banyak kendala yang mengakibatkan serapan pemanfaatan bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP) tidak maksimal, seperti dampak situasi perekonomian global, penurunan produksi industri dan lainnya.
 
Industri hulu juga mengeluh, kalau bahan baku untuk hilir diberi BMDTP takut tidak kompetitif. Akan tetapi, program ini akan terus dilaksanakan, meskipun sektor industrinya bisa terus berkembang, tuturnya pekan lalu.
 
Awal tahun ini, Kemenperin optimistis penyerapan fasilitas bea masuk untuk 18 industri dapat menyentuh persentases 80%. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan RI (PMK) No. 249/PMK.011/2014 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) Sektor Industri Tertentu Tahun Anggaran 2015.
 
Dalam beleid tersebut, ada 17 sektor industri yang memperoleh fasilitas tersebut, 15 sektor sama seperti tahun sebelumnya dengan 2 sektor tambahan, yakni pembuatan sepeda dan dikalsinasi kokas. Tahun lalu, BMDTP dialokasikan untuk 15 sektor industri dengan pagu anggaran Rp504,6 miliar.
 
Tahun ini, sektor industri yang mendapat fasilitas insentif ini a.l pembuatan kemasan plastik, pembuatan karpet, pembuatan resin berupa alkyd resin, pembuatan alat tulis berupa ballpoint dan casing crayon, pembuatan komponen kendaraan bermotor, pembuatan bagian tertentu alat besar dan/atau perakitan alat besar, pembuatan peralatan rumah sakit, pembuatan turbin uap pembangkit tenaga listrik.

Selanjutnya, pembuatan alat dan mesin pertanian, pembuatan komponen dan/atau produk elektronika, pembuatan kabel serat optik, pembuatan smart card berupa kartu plastik, pembuatan peralatan telekomunikasi dan pembuatan dan/atau perbaikan kapal.
 
Haris mengatakan dengan tenggang waktu penggunaan hingga 31 Desember 2015, pihaknya optimistis penyerapan dapat menembus persentase 50%. Memang sekarang masi 30% kalau dilihat dari pagu anggaran, tetapi secara rencana importasi barang sudah mencai 48%, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper