Bisnis.com, JAKARTA--Besarnya pembelian bahan baku plastik dari negara Asean membuat pemanfaatan bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP) hanya mengakomodir sektiar 35% dari total impor.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAplas) Fajar A.D. Budiyono mengatakan impor bahan baku plastik berupa polipropilena (PP) dan polietilena (PE) 655 berasal dari Asean. Sumber impor utama ialah Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Impor dari non-Asean datang dari Timur Tengah.
Dengan kondisi tersebut maka fasilitas BMDTP untuk industri plastik paling hanya dimanfaatkan untuk 35% dari total impor. Impor PP sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai 700.000 ton, sedangkan PE sekitar 500.000 ton.
"Kebutuhan PP di dalam negeri kami prediksikan tahun ini 1,45 juta ton, dan PE 1,3 juta ton. Impor PP dan PE sekitar 65% dari Asean," kata Fajar saat dihubungi Bisnis, Selasa (13/1/2015).
Suplai polipropilena di dalam negeri berasal dari kilang Politama sekitar 180.000 ton, Pertamina berkisar 40.000 ton, dan Chandra Asri 480.000 ton. Sementara polipropilena 350.000 ton dari Chandra Asri dan 450.000 ton dari Lotte Titan.
BMDTP merupakan pembebasan tarif bea masuk atas impor barang jadi, setengah jadi, bahan baku termasuk suku cadang dan komponen. Barang-barang ini diimpor untuk menghasilkan barang dan jasa dengan syarat produk yang diimpor belum diproduksi di dalam negeri atau sudah dibuat lokal tetapi belum memenuhi spesifikasi dan pasokannya kurang.