Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menganggarkan subsidi kapal ternak sebesar Rp20 miliar untuk operasional pada tahun depan.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Wahyu Hidayat mengatakan anggaran subsidi kapal ternak untuk tahap pertama periode 1 Januari-24 Mei 2016 dengan 10 perjalanan (voyage) sekitar Rp7,97 miliar.
“Sementara itu, Rp12,05 miliar dianggarkan untuk periode 24 Mei – 31 Desember 2016 dengan 15 voyage,” ujarnya, Selasa (22/12).
Untuk tahap pertama, proses pelelangan masih berlangsung dan diperkirakan kontraknya selesai pada 4 Januari 2015.
Wahyu menjelaskan didalam subsidi ini pemerintah akan menghitung biaya asuransi, bongkar muat dan minum ternak sesuai dengan Peraturan Menteri (PM) 182 Tahun 2015 tentang Tarif Muatan Untuk Kegiatan Subsidi Pengoperasian Kapal Ternak.
Bahkan, biaya bahan bakar atau solar dan biaya tambat kapal di pelabuhan juga menjadi tanggungan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
Di dalam PM ini, Wahyu mengungkapkan tarif satuan subsidi perekor ditentukan berdasarkan trayek. Adapun kisaran tarif satuannya sebesar Rp202.000-181.000 per ekor. Sayangnya, regulasi ini belum merinci detail tarif berdasarkan jenis ternak, sapi atau kambing.
Tahun ini, Kementerian Perhubungan hanya menjalankan satu voyage dengan periode 15 Desember-31 Desember 2016. Anggaran subsidi untuk satu voyage ini mencapai Rp898 juta. Anggaran satu voyage dengan trayek Kupang-Bima-Surabaya-Semarang-Cirebon (PP) ini terbilang besar karena bahan bakar yang dipakai adalah solar non-subsidi.
Alasannya, pemerintah ingin mempercepat program ini. Namun, seterusnya pemerintah mengalokasikan anggaran kapal ternak ini akan mengunakan solar subsidi.
Terkait dengan permintaan Presiden untuk menambah jumlah kapal, Dirjen Perhubungan Laut Bobby R. Mamahit membenarkan hal tersebut. Namun, dia mengungkapkan Presiden meminta agar Kementerian Perhubungan Laut menyiapkan dua kapal khusus pengangkut daging mentah.
“Bukan kapal ternak lagi, tetapi kapal khusus daging. Kalau itu bisa dengan kapal peti kemas yang penting ada pendinginnya,” ujarnya.
Saat ini, Kementerian Perhubungan mengadakan pembangunan 15 unit kapal peti kemas perintis. Menurut Bobby, dua unit di antaranya mungkin akan dialokasikan mengangkut daging.
Sementara itu, Kemenhub tengah menyiapkan lima kapal ternak yang proses pembangunannya selesai pada 2017 mendatang.
Anita Puji Utami, Direktur Utama PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, mengungkapkan perusahaan tengah membangun dua unit kapal ternak. "Satu unit kapal ternak itu nilainya sekitar Rp58 miliar," ujarnya.
Sebelumnya, lanjut Anita, perusahaan telah menyelesaikan kapal ternak pertama yang telah dioperasikan saat ini. Dia mengaku waktu penyelesaian pembangunan kapal ternak pertama tersebut sekitar 15 bulan.
Melihat pengalaman sebelumnya, dia optimis perusahaan tidak memiliki kendala dari segi pembangunan. Bahkan, dia mengaku perusahaan mampu menyelesaikan pesanan baru ini tepat waktu karena jangka waktu yang ditentukan lebih panjang, yakni 25 bulan.