Bisnis.com, BANDUNG—Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung mendirikan Pusat Pengembangan Teknologi dan Industri Perkeretaapian guna menunjang pembangunan industri transportasi massal ini.
I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, mengatakan lembaga ini yang pertama dibangun di Indonesia sebagai pusat desain dan rekayasa industri kereta api.
“Seluruh stakeholder harus menyamakan visi dulu, mau dibawa ke mana industri kereta api Indonesia. Untuk mengembangkan industri kereta api, yang pertama dibangun adalah industri komponen terlebih dahulu,” tuturnya, Jumat (11/12/2015).
Putu mengatakan, Kemenperin telah membangun sejumlah pusat rekayasa dan desain seperti National Ship Design And Engineering Center (Nasdec) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 10 tahun lalu, kini tengah merintis lembaga serupa untuk kedirgantaraan dan perkeretaapian.
“Kita harus persiapkan industri komponen kereta api, karena kalau tidak, kita akan terus ketergantungan dengan impor. Impor boleh saja, tetapi tidak boleh mayoritas, maksimal 60%, apalagi sekarang sudah ada ketentuan TKDN 40%,” tuturnya.
Menurutnya, PT INKA pada dasarnya sudah melakukan hal yang dilakukan oleh pusat rekayasa dan desain ini, namun, fungsi komersialisasi badan usaha milik negara ini menjadikan aktivitas riset dan pengembangan hanya untuk kebutuhan klien.
“PT INKA sudah banyak melakukan ini, tetapi Kerata Api nanti tidak hanya di Pulau Jawa, direncanakan untuk di Kalimantan, Sulawesi. Tidak mungkin KA yang ada di Sulawesi melakukan perawatan ke Jawa. Oleh sebab itu pusat desain ini diharapkan memprakarsai pembuatan komponen yang fast moving sehingga dapat dikembangkan di luar Jawa,” katanya.