Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua Umum Kadin: Gapensi Yakin Rosan Mampu Percepat Akselerasi Dunia Usaha

Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) meyakini kepemimpinan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) periode 2015-2020 di bawah Rosan P. Roeslani akan mempercepat akselerasi dunia usaha.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) periode 2015-2020 Rosan P. Roeslani (tengah) melambaikan tangan usai penghitungan suara pada Musyawarah Nasional (Munas) VII Kadin di Trans Hotel, Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/11/2015) malam./Antara-Novrian Arbi
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) periode 2015-2020 Rosan P. Roeslani (tengah) melambaikan tangan usai penghitungan suara pada Musyawarah Nasional (Munas) VII Kadin di Trans Hotel, Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/11/2015) malam./Antara-Novrian Arbi

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) meyakini kepemimpinan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) periode 2015-2020 di bawah Rosan P. Roeslani akan mempercepat akselerasi dunia usaha.

Sekjen Gapensi Andi Rukman Karumpa mengatakan asosiasi menyambut baik atas terpilihnya Rosan. Dia mengatakan sebagai tokoh muda, Rosan memiliki nilai lebih untuk dapat berkoordinasi dengan pemerintah.
 
“Dengan adanya kepemimpinan muda, Gapensi yakin akselerasi asosiasi akan lebih cepat. Apalagi Presidennya masih muda, gerakannya cepat. Rosan cocok ladeni beliau, sebagai mitra konstruktif pemerintah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (26/11/2015).

Kendati demikian, ia berharap Rosan tidak meninggalkan Usaha Kecil Menengah (UKM) Konstruksi dan terus memperjuangkan masa depan UKM Konstruksi dari ketatnya persaingan dengan industri besar baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara.

Menurutnya, industri jasa konstruksi sangat penting untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional.

“UKM konstruksi sangat berperan dalam menyerap belanja negara agar target pertumbuhan itu tercapai. Kami titip harapan agar beliau bersama Gapensi berjuang untuk membesarkan UKM konstruksi,” ucap Andi.

Pada APBNP 2015, pemerintah telah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp290,3 triliun atau meningkat 63,18% dari realisasi APBN 2014, yang tercatat mencapai Rp177,9 triliun. Dari nilai pasar sebesar itu, sebanyak 85% dikuasai oleh kontraktor besar yang secara jumlah hanya 5% dari total 160.000 badan usaha konstruksi di Tanah Air.

Kondisi itu, sambung Andi, mengakibatkan persaingan usaha di pasar konstruksi skala kecil dan menengah menjadi tidak sehat dan terdistorsi sehingga membuka peluang bagi pengguna jasa yang bertikad kurang baik.

"UKM konstruksi merupakan pihak yang paling rentan terhadap aksi kriminalisasi padahal UKM konstruksi dinilai sangat besar jumlahnya atau mencapai 99% dari 48.000 anggota Gapensi di seluruh Indonesia," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper