Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Kawasan, Hunian Vertikal Ramaikan Jatinangor

Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menasbihkan diri sebagai Puseur Budaya Sunda dengan Kecamatan Jatinangor menjadi etalasenya. Puseur berarti pusat.nn
Proyek Apartemen. Tahun depan, dalam acara Pekan Olahraga Nasional XIX di Jawa Barat, Jatinangor menjadi tuan rumah tiga cabang olahraga, yakni futsal, silat, dan golf. Sekitar 3.000 orang diperkirakan akan masuk dan membutuhkan tempat tinggal sementara. /Bisnis.com
Proyek Apartemen. Tahun depan, dalam acara Pekan Olahraga Nasional XIX di Jawa Barat, Jatinangor menjadi tuan rumah tiga cabang olahraga, yakni futsal, silat, dan golf. Sekitar 3.000 orang diperkirakan akan masuk dan membutuhkan tempat tinggal sementara. /Bisnis.com

Bisnis.com, JATINANGOR—Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menasbihkan diri sebagai Puseur Budaya Sunda dengan Kecamatan Jatinangor menjadi etalasenya. Puseur berarti pusat.

Namun, sebagai kawasan pendidikan, Jatinangor agaknya lebih memilih menjadi kota metropolitan baru. Hal ini ditandai dengan maraknya pengembangan hunian vertikal.

Jatinangor yang menampung empat perguruan tinggi ternama--Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pendidikan Tinggi Dalam Negeri (IPDN), dan Institur Koperasi Indonesia (Ikopin)--diperkirakan mengalami pertambahan penduduk 17.000 mahasiswa baru setiap tahun. Potensi pasar inilah yang dibidik para pengusaha kos, rumah kontrakan, serta pengembang rumah tapak dan rumah pangsa.

Berdasarkan pemantauan Bisnis.com, di Jatinangor sudah ada dua apartemen beroperasi, dan dua proyek lainnya sedang dalam tahap pengembangan. Tiga di antaranya berada di jalur lintas utama, yakni Jalan Raya Bandung – Sumedang.

Salah satu hunian vertikal yang sedang dalam tahap pengembangan ialah tower pertama di Skyland City Education Park besutan PT Adhiloka Shobat Sewita berkapasitas 740 unit. Sejak dipasarkan pada Februari 2014 dengan harga Rp11 juta per m2, sekitar 80% unit sudah terjual. Kini, harga sudah melambung di kisaran Rp17 juta per m2.

Perusahaan menawarkan empat tipe unit, yakni superior atau studio (29 m2), deluxe atau dua kamar tidur (36 m2), grand deluxe atau tiga kamar tidur (56 m2), dan suite atau dua kamar tidur keluarga (52 m2).

Direktur Marketing Adhiloka Shobat Sewita Cantya Van Hoppr menuturkan, 90% pembeli merupakan investor yang ingin menyewakan kembali unitnya kepada mahasiswa. Adapun potensi sewa per bulan berkisar Rp2 juta – Rp4 juta.

Menurut Cantya, kekuatan pasar properti di kawasan pendidikan sangat menarik. Pasalnya, dalam situasi ekonomi seperti apapun, pendidikan akan terus berjalan, dan pelajar masih tetap melanjutkan sekolah atau kuliah. Oleh karena itu, jumlah mahasiswa di universitas secara konsisten terus bertambah setiap tahun.

“Memang secara nasional perekomian melambat akibat tekanan global dan penguatan US dolar. Namun, investasi bidang pendidikan seperti kebal terhadap faktor ini,” ujarnya kepada Bisnis.com di Jatinangor, Jumat (9/10/2015).

Melihat besarnya potensi pasar, Adhiloka berencana mengembangkan Skyland City sebagai kawasan yang memenuhi seluruh kebutuhan mahasiswa, mulai dari hunian, sarana berbelanja, kuliner, gaya hidup, sampai dengan rekreasi.

Saat ini perseroan sudah memiliki lahan seluas 4 hektare dan sedang  dalam proses akuisisi 1 hektare lagi. Adapun harga lahan terkini di Jalan Raya Bandung – Sumedang mencapai Rp5 juta – Rp10 juta per m2.

Di atasnya perusahaan berencana mengembangkan 5 tower apartemen. Namun, tutur Chantya, pihaknya masih terus melakukan feasibility study atau riset bisnis, karena menyesuikan dengan karakter mahasiswa yang berubah dengan cepat.

Satu hal yang dia yakini, Jatinangor sudah siap dengan hunian berkonsep vertikal. Pasalnya, mahasiswa membutuhkan tempat tinggal yang menunjang kegiatan belajar, mengintegrasikan semua kebutuhan, dan dekat dengan kampus.

Pengembangan Skyland City Education Park sendiri  direncanakan rampung pada 2023.

Pengembang lain masuk dalam geliat bisnis apartemen di etalase Sumedang ialah PT Adhi Persada Properti (APP) dengan proyeknya Taman Melati Jatinangor. Pada lahan seluas 4.600 m2, perseroan mengembangkan bangunan setinggi 16 lantai berkapasitas 738 unit.

Tipe unit yang ditawarkan adalah studio (21,35 m2) sebanyak 644 unit, studio sudut (23,55 m2) sejumlah 28 unit, dua kamar tidur (42,70 m2) sebanyak 46 unit, dan area komersial (505 m2).

Corporate Secretary PT Adhi Persada Properti Bindut Agus Dewanto mengatakan, untuk mendukung pendapatan berkelanjutan, 106 unit di antaranya akan dikelola perusahaan sebagai apartemen hotel atau apartel.

Sejak dipasakan pada September 2013 dengan harga mulai dari Rp246 juta per unit, 85% sudah terserap pasar. Komposisi pembeli antara investor dan pemakai berbanding 50:50. Kini, unit tipe studio dibanderol Rp390 juta dan dua kamar tidur Rp700 jutaan.

Berdasarkan pengalaman APP di beberapa kota besar, kawasan pendidikan menjadi pasar potensial bagi industri properti. Dia melihat Jatinangor siap berkembang menjadi kota baru yang lebih modern. “Jatinangor dengan Bandung itu ibarat Depok dengan Jakarta. Oleh karena itu, pengembangannya akan semakin pesat,” tutur Bindut.

Marketing Taman Melati Jatinangor Hendri Kusuma menambahkan setiap tahun Jatinangor menampung sekitar 17.000 mahasiswa baru yang tentunya menjadi pasar potensial untuk berinvestasi.

Perseroan membanderol harga sewa untuk tipe studio terkecil ialah Rp24 juta per tahun. Harga ini menurutnya sudah cocok, mengingat harga sewa kos premium berkisar Rp1,5 juta – Rp2,5 juta per bulan. APP pun menargetkan pengembangan Taman Melati Jatinangor rampung pada Januari tahun depan.

Sekeretaris Camat Jatinangor Suheryana menuturkan, di samping empat proyek yang sudah berjalan, tiga proyek apartemen baru segera menyusul. Dia mengakui perkembangan kawasan seluas 26,2 km2 persegi ini sangatlah pesat sehingga sudah membutuhkan hunian dengan konsep vertikal.

Selain potensi jumlah mahasiswa yang cukup besar, secara lokasi Jatinangor menjadi jalur strategis penghubung kota-kota di Jawa Barat seperti Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Majalengka. Apalagi dengan adanya pengembangan akses tol Cileunyi-Sumedang–Dawuan (Cisumdawu), lalu lintas di wilayah ini akan semakin ramai dan membukan peluang adanya bisnis penginapan.

Tahun depan, dalam acara Pekan Olahraga Nasional XIX di Jawa Barat, Jatinangor menjadi tuan rumah tiga cabang olahraga, yakni futsal, silat, dan golf. Sekitar 3.000 orang diperkirakan akan masuk dan membutuhkan tempat tinggal sementara.

Suheryana berharap apartemen yang ada mampu menampung sebagian jumlah tamu tersebut. Pasalnya, baru ada dua hotel yang beroperasi di etalase Sumedang tersebut. Dia yakin keberadaan perguruan tinggi, hotel, rumah pangsa dan tapak, serta penyelenggaraan PON akan menjadikan Jatinangor kian tersohor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper