Bisnis.com, JAKARTA—Ciputra Group menyambut positif rencana masuknya sejumlah pengembang dalam pembangunan kota Maja, seperti PT Agung Podomoro Land,Tbk dan Eureka Group untuk mempercepat pembangunan kawasan.
Seperti diketahui Ciputra telah masuk lebih dulu mengembangkan kota Maja sejak 2014 melalui Citra Maja Raya. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Ciputra Group, PT Hanson International Tbk dan PT Bhuwanatala Indah Permai, dengan total luas area 2.600 hektare. Secara menyeluruh proyek itu akan dikembangkan dalam 9 tahap. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Ciputra Group, PT Hanson International Tbk dan PT Bhuwanatala Indah Permai, dengan total luas area 2.600 hektare.
Yance Onggo, General Manager PT Ciputra Residence mengatakan perusahaan tak merasa khawatir pengembangan kawasan memang tak bisa dilakukan sendirian. Apalagi dia menyebut sebagai pengembang yang memulai suatu pengembangan menjadi yang paling diuntungkan.
Perusahaan, sebutnya, telah membangun sejumlah infratsruktur dan fasilitas. Sementara jika pengembang lain yang baru masuk masih berupa lahan mentah. Dari sisi segmen pasar, katanya, tentu tak ada kekhawatiran, karena perusahaan telah membentuk fasilitas dan kawasan yang telah ramai.
“Yang pertama masuk yang pasti pertama diuntungkan.Sama seperti pembeli, pembeli pertama pasti lebih untung. Jadi kami sebetulnya tak khawatir,” katanya kepada Bisnis dikutip Kamis (12/4/2018).
Dia mencontohkan pengembangan kota Maja ini memang nantinya akan seperti kawasan Serpong yang kini mulai mengarah menjadi kota mandiri. Kemajuan Serpong kata Yance tidak lepas dari masuknya BUMI Serpong Damai, PT Summarecon Agung Tbk, PT Alam Sutera Realty Tbk hingga Paramount Land.
Baca Juga
PT Agung Podomoro Land Tbk memang mengungkapkan akan segera menyusul Ciputra Group dan PT Bukit Nusa Indah Perkasa untuk mengembangkan kawasan kota baru yaitu Kota Maja, Kabupaten Lebak, Banten.
Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk. Cosmas Batubara mengatakan niat tersebut memang sudah lama disampaikan kepada pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Cosmas menyebut, perusahaan dengan kode saham APLN ini mengantongi sekitar 700 hektare lahan di Maja yang siap dikelola.
Dia menyebut kehadiran akses transportasi kereta menuju Maja sudah menjadi salah satu kelebihan dari Kota Maja. Ke depannya, kata Cosmas, jika Kota Maja dikembangkan secara bersama-sama oleh banyak pengembang bersama pemerintah maka target proyek ini bisa segera terselesaikan.
Dia menegaskan proyek seperti ini memerlukan pertolongan pemerintah bukan sekadar untuk penyediaan akses transportasi dan infrastruktur. Sebaliknya, pemerintah perlu mendorong industri bergeser ke lokasi tersebut. Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong akses jalan, listrik, dan water treatment di daerah tersebut.
“Jika pemerintah kekurangan dana, swasta dilibatkan untuk melakukan water treatment,” kata Cosmas.
Menurut mantan Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri Tenaga Kerja era Soeharto ini, proyek kota baru jangan menggunakan air tanah. Dia mendorong agar pembangunan kota baru Maja, dan kota baru lainnya menggunakan water resources dengan treatment.
“Studi mengenai water treatment di daerah tersebut kan sudah mulai banyak dilakukan. Karena sungai Cisadane itu terlalu berat memikul kebutuhan air di daerah sekitar. Jadi studi-studi sedang banyak dilakukan,” paparnya.
Dia berharap, Maja bukan hanya dikembangkan sebagai perkotaan dengan water treatment. Cosmas menyebut, perencanaan kota ini juga harus memberikan ruang terbuka hijau. Tujuannya, agar kota Maja juga memiliki ciri khas dibandingkan sistem penghijauan di kota-kota lain.