Bisnis.com, MATARAM -- Selat Lombok dinilai memiliki potensi sebagai jalur logistik baru untuk kapal super besar yang bisa membawa muatan hingga 18.000 TEUS. Dalam jangka panjang, Lombok dinilai bisa menjadi "global hub" menyaingi Singapura.
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), M. Zainul Majdi, mengatakan setiap hari sekitar 40 kapal super besar berukuran 600 meter melintas di Selat Lombok.
"Dari kapal pengangkut produk jadi sampai kapal induk itu lewat Selat Lombok," ujarnya dalam seminar Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, Rabu (30/9/2015).
Menurut Zainul, Selat Lombok yang masuk dalam alur laut kepulauan Indonesia atau ALKI II itu memiliki posisi yang strategis sebagai perlintasan Eropa-Asia-Pasifik.
Potensi tersebut juga ditambah dengan kondisi geografis selat yang memiliki kedalaman lebih dari 34 meter sehingga bisa dilintasi kapal super besar. "Pilihannya kita diamkan atau kita ciptakan daya tawar?" tukasnya.
Dia menambahkan, Pemprov NTB menawarkan pembangunan kawasan terpadu di Bandar Kayangan, Lombok Utara.
Luas lahan yang tersedia untuk digarap menjadi "global hub" baru itu mencapai 12.000 hektare.
Kawasan tersebut bisa dikembangkan untuk pelabuhan, perdagangan industri, pembangkit listrik, dan kawasan permukiman baru dengan estimasi jumlah penduduk mencapai satu juta jiwa.