Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA AVTUR: Serikat Pekerja Pertamina Desak Jokowi Evaluasi Menteri Jonan

Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) meminta agar presiden mengevaluasi kinerja menteri yang lebih memihak asing ketimbang memihak badan usaha milik negara.
Petugas memutar kontrol water sprinkler guna mendinginkan tangki Depot BBM milik PT Pertamina di Merauke, Papua, Selasa (29/10). Depot BBM yang berkapasitas 9.500 KL tersebut merupakan salah satu depot di perbatasan Indonesia - papua Nugini yang menyalurkan premium, kerosin, solar dan avtur./antara
Petugas memutar kontrol water sprinkler guna mendinginkan tangki Depot BBM milik PT Pertamina di Merauke, Papua, Selasa (29/10). Depot BBM yang berkapasitas 9.500 KL tersebut merupakan salah satu depot di perbatasan Indonesia - papua Nugini yang menyalurkan premium, kerosin, solar dan avtur./antara

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) meminta agar presiden mengevaluasi kinerja menteri yang lebih memihak asing ketimbang memihak badan usaha milik negara. 

Pernyataan ini dilontarkan oleh FSPPB terkait dengan pernyataan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengenai harga avtur yang dijual oleh Pertamina yang dianggapnya lebih mahal 20% dibanding dengan harga jual avtur di luar negeri. 

“Pertamina sebagai BUMN mengemban amanah dalam penyediaan BBM, selain itu juga bertugas menyetor pendapatan negara dan menjadi agenf of development bagi pertumbuhan negara. Hal ini selayaknya mendapatkan dukungan dari seluruh elemen negara,” tutur Presiden FSPPB Eko Wahyu Laksmono dalam rilis yang diterima, Jumat (18/9/2015). 

Dia menyayangkan pernyataan Menhub Ignasius Jonan yang justru dianggap menghujat Pertamina dan akan membukakan peluang dan kesempatan pada pihak swasta, termasuk pihak asing, untuk menyediakan avtur. 

Menurutnya, pernyataan pejabat negara yang tak disertai dengan analisa yang mendalam dapat menimbulkan opini masyarakat yang sangat tidak menguntungkan bagi bisnis BUMN. 

Oleh karena itu, federasi juga meminta agar Menhub Ignasius Jonan untuk menghentikan semua pernyataannya yang mendiskreditkan Pertamina dan apabila diperlukan konfirmasi hendaknya tidak dilakukan di depan publik.

“Seluruh pihak terkait dalam memberikan pernyataan di depan publik agar lebih mengedepankan kepentingan nasional termasuk kepentingan perkembangan perusahaan milik negara,” tutup Eko.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nadya Kurnia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper