Bisnis.com, JAKARTA -Perwakilan Pedagang Bawang Putih Pasar Induk Kramat Jati Anas Sarnil mengatakan naik turunnya harga bawang putih yang selalu terjadi setiap tahun lebih banyak disebabkan karena kurangnya pasokan ke pasar.
Di sisi lain, ada permasalahan lain dari segi panjangnya rantai distribusi.
Sembilan puluh persen bawang putih kita berasal dari impor dari China. Sedangkan pelabuhan bongkar untuk produk hortikultura yang tadinya di Jakarta, sekarang harus dari Surabaya, sehingga membuat rantai distribusi semakin panjang, ujarnya.
Adapun, kondisi harga selama tiga bulan terakhir menurut Anas cukup stabil karena pasokan lebih dari cukup. Kenaikan harga yang terjadi selama puasa dan lebaran berkisar antara 5%-10%.
Sementara pasokan per hari di pasar induk rata-rata mencapai 50 ton. Jika pasokan kurang dari jumlah tersebut, biasanya harga selalu naik.
Sedangkan untuk bawang merah, Perwakilan Pedagang Bawang Merah Pasar Induk Kramat Jati Hasan Qodri mengatakan kenaikan harga yang terjadi beberapa waktu lalu disebabkan karena adanya gagal panen di beberapa sentra produksi.
Qodri menyayangkan, saat pasokan sudah mulai meningkat ke pasar Induk dan harga mulai turun, pemerintah justru mengadakan operasi pasar.