Bisnis.com, BANDUNG - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia atau HKTI Jawa Barat pesimistis swasembada kedelai dapat terwujud pada 2017, apabila pemerintah tidak memperbaiki manajemen pengelolaan terlebih dulu.
Ketua Harian HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan manajemen pengelolaan kedelai yang buruk memicu target swasembada kedelai tidak akan tercapai.
“Manajemen pengelolaan kedelai harus diperbaiki dulu, mulai dari perencanaan, jaminan harga, serta ketersediaan lahan untuk menanam komoditas itu,” ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (3/7/2015).
Menurutnya, manajemen pengelolaan yang buruk berimbas terhadap sedikitnya lahan untuk menanam kedelai. Sebab, petani lebih tertarik menanam komoditas lain yang harga jualnya lebih tinggi.
“Harga pokok penjualan (HPP) kedelai pada tahun lalu sebesar Rp7.500 masih kurang merangsang petani untuk tertarik menanam kedelai. Kami mengusulkan HPP yang pantas diterapkan pada tahun ini di atas Rp9.000," katanya.
Sedikitnya lahan kedelai juga diperparah dengan rendahnya kualitas kedelai yang di tanam. Dibandingkan dengan kedelai impor, kedelai yang ditanam petani Jabar kualitasnya lebih rendah.
Kendati demikian, HKTI mengakui selama ini pemerintah sudah melakukan intervensi yang cukup tinggi untuk pengembangan kedelai. Akan tetapi, manajemen pengelolaan yang dilterapkan belum maksimal.
Dia menjelaskan meskipun hasil intervensi saat ini di lapangan cukup baik, namun hal tersebut tidak akan tercapai sesuai target yang dicanangkan.
“Pemerintah perlu kembali memperbaiki manajemen pengelolaan itu, agar hasil yang dicapai dapat maksimal,” ujarnya. (Adi Ginanjar Maulana/Ria Indhryani)