Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kemerosotan Kinerja Segmen Keramik Premium Tak Parah

Pelaku industri keramik memproyeksi penurunan kinerja segmen premium diperkirakan sebesar 15% atau lebih rendah dibandingkan dengan segmen standar yang mencapai 30% pada tahun ini.
David Eka Issetiabudi
David Eka Issetiabudi - Bisnis.com 30 Juni 2015  |  13:13 WIB
Kemerosotan Kinerja Segmen Keramik Premium Tak Parah
Pekerja melakukan aktivitas penambangan kaoline, bahan baku untuk industri keramik, di Belitung Barat, Rabu (25/3/2015). - Antara/Vitalis Yogi Trisna

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri keramik memproyeksi penurunan kinerja segmen premium diperkirakan sebesar 15% atau lebih rendah dibandingkan dengan segmen standar yang mencapai 30% pada tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan inovasi produsen dengan menciptakan banyak motif menyelamatkan kinerja. Hanya saja, inovasi tidak bisa menyelamatkan dari pelemahan permintaan.

“Mau tidak mau produsen menurunkan harga jual. Yang menjadi penyelamat segmen premium adalah karean mereka tidak terlalu banyak memiliki saingan,” tuturnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Akan tetapi, produsen keramik premium mendapat persaingan dari produk impor. Kehadiran produk impor, menurutnya, tidak akan menyasar pasar umum, karena harga dipasaran tidak akan mampu mengalahkan produk lokal yang sudah murah.

Sayangnya, Elisa enggan menyebutkan secara mendalam berapa besar komposisi produk impor dan lokal yang bersaing dalam pasar premium. “Kalau kita tau mereka menyasar pasar tertentu, produk lokal pasti menyasar pasar lain. Sulit untuk kita bersaing dengan produk impor yang memiliki motif spesifik,” katanya.

Pada kesempatan berbeda, Marketing Director PT Niro Ceramic Sales Heru Santoso mengatakan penurunan kinerja memaksa produsen mengubah strategi pemasaran produk. Menurutnya, tidak mungkin produsen segmen premium harus beralih pada segmen standar.

“Tahun lalu kami tingkatkan kapasitas produksi untuk menghadapi pasar tahun ini, yang katanya melesat. Ternyata malah meleset,” katanya.

Menurutnya, produsen keramik menganggap pergantian presiden dan perbaikan lini ekonomi dapat mengembalikan kinerja sektor properti. Ternyata, hingga pertengahan tahun, belum terlihat perbaikan kinerja.

Niro sebagai salah satu pemain premium menyediakan beragam motif yang tidak dimiliki segmen standar, seperti nuansa alam dan kearifan lokal Indonesia. Heru menambahkan keberadaan pabriknya di negara lain, tidak memproduksi produk yang sama, tetapi menyesuaikan kebutuhan negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

premium industri keramik
Editor : Martin Sihombing

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top