Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapasitas Produksi Manufaktur Berkurang, Ekspor Melambat

Pelaku industri memproyeksi penurunan kinerja ekspor dan impor manufaktur disebabkan oleh pengurangan kapasitas produksi akibat penurunan permintaan pasar, diharapkan perbaikan kinerja pulih pada paruh kedua tahun ini.
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya/Bisnis.com
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri memproyeksi penurunan kinerja ekspor dan impor manufaktur disebabkan oleh pengurangan kapasitas produksi akibat penurunan permintaan pasar, diharapkan perbaikan kinerja pulih pada paruh kedua tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan pemerintah tidak perlu berbesar hati melihat realisasi aktivitas perdagangan Tanah Air yang surplus dalam periode Januari – Mei 2015.

Menurutnya, penyebab utama menyusutnya kinerja, baik ekspor maupun impor ialah pengurangan kapasitas produksi.

“Padat karya yang paling terkena dampak, alasannya begitu klasik, regulasi tidak memihak. Selain itu, memang harus diakui pelemahan pasar, sehingga permintaan turun,” tuturnya kepada Bisnis.com, Rabu (17/6).

Data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan kinerja ekspor nonmigas mencapai US$56,19 miliar atau menurun 7,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan juga terasa pada kinerja impor nonmigas lima bulan pertama 2015 dengan nilai US$50,45 miliar atau menyusut 9,68% dibandingkan dengan kinerja tahun lalu.

Khusus untuk ekspor produk manufaktur padat karya, seperti garmen yang kinerjanya turus menurun.

Untuk produk pakaian, aksesoris pakaian dan rajutan dengan pos tarif (HS 61) kinerjanya menurun 7,24% dengan total ekspor US$1,34 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Lain halnya dengan alas kaki, pelindung kaki dan sejenisnya (HS 64) yang mengalami peningkatan aktivitas ekspor Januari – Mei 2015 sebesar 15,04% dengan nilai US$1,91 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper