Bisnis.com, JAKARTA--Pasar Indonesia dipandang sebagai negara paling rentan terhadap faktor eksternal di antara kelompok negara berkembang (emerging market).
Managing Director Morgan Stanley Asia Pte Hozefa Topiwalla menilai hal itu dipicu oleh keterkaitan erat pasar Indonesia dengan pasar asing. "Indonesia adalah pasar paling terkait dengan kondisi eksternal di dunia," katanya di kantor Morgan Stanley di Jakarta, Senin (8/6/2015).
Dia menambahkan hal itu salah satunya tercermin oleh korelasi negatif antara nilai MSCI (Morgan Stanley Capital International) Indonesia dengan imbal hasil surat utang Amerika Serikat bertenor sepuluh tahun (US 10-year bond). MSCI mewakili performa pasar saham dalam dolar AS.
Kalkulasi tim riset ekuitas Morgan Stanley menunjukkan korelasi negatif itu tercatat sebesar 85% pada rentang Mei 2013-September 2014. Dengan kata lain setiap kenaikan imbal hasil surat utang AS sebesar 10 basis poin (bsp) hal itu akan menggerus MSCI Indonesia sekitar 4%.
Tingginya korelasi itu disebabkan oleh besarnya rasio aliran dana asing baik di pasar saham maupun pasar utang domestik. Sepanjang 2009-2014 Morgan Stanley mencatat porsi asing naik menjadi US$71 miliar.
Indonesia juga bergantung pada sektor ini untuk menopang neraca pembayarannya. Kontribusi aliran portofolio asing terhadap surplus NPI naik dari 83% pada 2009 menjadi 115% pada 2014.Hal ini memicu kekhawatiran terhadap kemungkinan gejolak pasar saat Bank Sentral AS Federal Reserve mulai menaikkan suku bunganya atau Fed funds rate.