Bisnis.com, JAKARTA- Genesa Flight Academy segera memulai kelas pelatihan pilot helikopter dan menjadi sekolah swasta pertama yang memiliki kelas pelatihan rotary wing karena di Indonesia pendidikan pilot jenis pesawat itu hanya diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia atau STPI.
Kepala Sekolah Genesa Flight Academy Rubiyanto Adisarwono menjelaskan kelas pelaithan pilot helikotper itu segera dilakukan pada awal Juni 2015. Pihaknya menargetkan setiap tahun pihaknya bisa meluluskan setidaknya 20 pilot helikopter.
“Untuk sementara kami sudah memiliki dua helikopter Robinson R44 dengan masing-masing harga perunit mencapai US$500.000,” ucapnya, Jumat (29/5).
Dia melanjutkan, pembukaan kelas penerbang helikopter itu lantaran tingginya kebutuhan akan pilot helikopter di Indoensia yang sebelumnya hanya diselenggarakan oleh sekolah penerbangan milik negara yakni STPI.
“Tidak hanya itu, dunia penerbangan di Indonesia khususnya untuk helikopter juga membutuhkan regenerasi,” ucapnya.
Selain menyiapkan armada helikopter, pihaknya juga sudah menyiapkan setidaknya 12 instruktur penerbang yang memiliki kualifikasi tinggi karena telah berpengalaman melakukan penerbangan baik menggunakan pesawat fixed wing maupun rotary wing.
Dalam waktu setahun mendatang, Genesa berencana menambah satu unit helikopter dengan tipe yang sama akan tetapi menurutnya, hal itu bergantung kepada permintaan masyarakat untuk mengikuti pelatihan penerbang helikopter.
Untuk menyelesaikan pendidikan penerbang helikopter, menurutnya, membutuhkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun lebih mahal dari biaya pendidikan pilot fixed yang berkisar Rp700 juta. Dia mengatakan biaya pendidikan yang tinggi dikarenakan operasional helikoter yang tinggi.
“Lama pendidikannya sama seperti fixed wing, sekitar 18 bulan,” paparnya.
Pada Kamis (28/5), Genesa Flight Academy mewisuda tujuh siswa dan siswi batch 3 yang telah menyelesaikan pendidikan mulai dari private pilot license (PPL), commercial pilot license (CPL) serta instrumen rating.
Menurut Rubiyantoi, sebenarnya ada 12 siswa yang mengikuti wisuda saat itu. Akan tetapi, lima di antaranya belum menyelesaikan fase instrumen rating sehingga akan menjalani seremonial wisuda pada Juli 2015.
Dia mengatakan pihak Genesa yang telah memiliki hubungan baik dengan para operator maskapai penerbangan juga turut membantu para alumni sekolah penerbang itu untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pilot komersial.
“Sebenarnya mencari pekerjaan adalah tanggung jawab individu masing-masing. Akan tetapi dengan jaringan dan hubungan baik yang telah kami jalin, alumni Genesa lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang diharapkan,” ujarnya.