Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Tawarkan Insentif Kepada Michelin

Kementerian Perindustrian menawarkan insentif kepada produsen ban asal Prancis, Michelin, jika berkenan membangun standardisasi ban, pabrik atau vulkanisir ban pesawat terbang dan pengolahan karet ban bekas di Indonesia.
Menteri Perindustrian Saleh Husin didampingi Dirjen BIM Harjanto menerima kunjungan Presdir PT. Michelin Indonesia Jean Charles Simon di Kementerian Perindustrian Jakarta, 6 Mei 2015. /kemenperin
Menteri Perindustrian Saleh Husin didampingi Dirjen BIM Harjanto menerima kunjungan Presdir PT. Michelin Indonesia Jean Charles Simon di Kementerian Perindustrian Jakarta, 6 Mei 2015. /kemenperin

Bisnis.com,JAKARTA--Kementerian Perindustrian menawarkan insentif kepada produsen ban asal Prancis, Michelin, jika berkenan membangun standardisasi ban, pabrik atau vulkanisir ban pesawat terbang dan pengolahan karet ban bekas di Indonesia.

Saleh Husin, Menteri Perindustrian, mengatakan selain menawarkan insentif, pemerintah juga meminta Michelin untuk meningkatkan jumlah serapan karet dari Indonesia untuk produksi global perusahaan.

Saat ini komposisi penggunaan karet dari Indonesia untuk produksi Michelin ke seluruh dunia baru sepertiga dari total produksi perusahaan.

Secara nasional serapan karet Indonesia untuk produsen ban baru 20% dari total produksi, idealnya adalah 40% seperti di Malaysia dan Thailand, katanya di Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Dia mengatakan jika hal peningkatan serapan karet dari Indonesia dilakukan, maka akan membantu kesejahteraan petani karet Indonesia.

Produsen karet alam nasional terbanyak berasal dari Sumatera Selatan, Sumatra utara, Riau, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Harjanto, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka, mengatakan terkait dengan permintaan membangun standardisasi ban, hal ini untuk memperluas akses pasar ekspor produsen ban dalam negeri.

Sementara usulan membangun pabrik vulkanisir ban pesawat seiring dengan industri penerbangan nasional yang tumbuh dengan pesat.

Aktivitas vulkanisir ban pesawat, menurutnya telah dilakukan oleh sejumlah negara dunia. Aktivitas ini selain dapat menekan biaya produksi ban dengan kualitas baru, namun juga lekat dengan isu pelestarian lingkungan. Saat ini Michelin telah memiliki pabrik vulkanisir ban di Thailand.

Terkait dengan usulan terakhir yakni pabrik pengolahan karet ban bekas untuk bahan baku infrastruktur jalan khususnya pada aspal, pendirian pabrik ini relatif baru di Indonesia. Kelak, pabrik ini akan menggunakan sumber daya yang ada di dalam negeri.

Populasi sepeda motor Indonesia 80 juta unit. Jika ban digunakan selama 1,5 tahun, maka setiap tahun ada 160 juta ban bekas yang dihasilkan. limbah ini bisa diolah menjadi campuran bahan baku infrastruktur khususnya aspal, kami minta Michelin siapkan teknologinya. Pak Menteri sudah tanya Michelin butuh insentif apa untuk bangun pabrik, katanya.

Eric Le Corre, Corporate Vice President Public Affairs Compagnie Financiere Michelin, mengatakan Michelin telah memiliki pabrik vulkanisir ban di Thailand, atas usulan tersebut pihaknya akan melakukan pembahasan dengan kantor pusat.

Kami belum bisa memberikan jawaban. Terkait dengan permintaan meningkatkan penggunaan karet dari Indonesia kami akan bahas dulu dengan group. Kami perusahaan global, harus mempelajari setiap peluang dengan baik dan seluruhnya dikembalikan kepada kantor pusat di Prancis, katanya.

Hingga saat ini, tuturnya, perusahaan belum memiliki rencana untuk menambah investasi baru di Indonesia. Kendati demikian, perusahaan terus mendukung pembangunan industri dalam negeri dan akan mempertimbangkan penawaran dari Kemenperin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper