Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Hadapi Pelemahan Bisnis, Pengusaha Keramik Tingkatkan Teknologi

Kalangan pebisnis menilai industri keramik pada tahun ini menghadapi sejumlah tantangan cukup besar yang berpotensi menghambat pencapaian target pertumbuhan pasar keramik nasional.
Yusuf Waluyo Jati
Yusuf Waluyo Jati - Bisnis.com 04 Mei 2015  |  19:02 WIB
Hadapi Pelemahan Bisnis, Pengusaha Keramik Tingkatkan Teknologi
Aktivitas di salah satu lini produksi keramik PT Arwana Citra Mulia Tbk. - Ilustrasi/www.arwanacitra.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pebisnis menilai industri keramik pada tahun ini menghadapi sejumlah tantangan cukup besar yang  berpotensi menghambat pencapaian target pertumbuhan pasar keramik nasional.

Beberapa hambatan itu di antaranya pelambatan pertumbuhan sektor properti akibat suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih tinggi, depresiasi rupiah terhadap dolar AS dan harga gas alam US$8,5-US$10  per Mmbtu. Harga ini dinilai kelewat mahal dibandingkan dengan harga gas di kawasan Asean lainnya.

“Hambatan pencapaian target memang terasa bagi produsen keramik , tetapi itu bukanlah alasan kami merumahkan karyawan. Kami justru ingin tetap memacu pertumbuhan di tengah kondisi yang serbasulit ini,” kata Corporate Secretary PT Arwana Citramulia Tbk. Rudy Sujanto, Senin (4/5/2015).

Menurutnya, daya beli masayarat yang turun hanya suatu fenomena sementara. Namun, dengan terjadinya ground breaking untuk program pembangunan sejuta rumah dan program pembangunan Infrastruktur pada akhir April 2015, dia yakin roda ekonomi akan berputar lebih cepat .

“Dengan demikian, kebutuhan keramik akan bertumbuh pada bulan-bulan mendatang,” ucapnya.

Dia mengatakan produk keramik Arwana selalu ingin menempatkan diri sebagai produsen keramik berharga terjangkau dan menghasilkan strategi pertumbuhan berkesinambungan berlandaskan lingkungan.

“Oleh karena itu, kami senantiasa melakukan rekondisi mesin produksi untuk update [peningkatan] teknologi,” tuturnya.

Pada saat upgrade, mesin-mesin di lini produksi tidak akan produktif dalam beberapa waktu. Dengan demikian tentunya sebagian pekerja pabrik yang terdiri dari operator akan diliburkan.

Berdasarkan catatan, Arwana merupakan emiten manufaktur yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai emiten dengan kinerja terbaik pada 2014 dengan kapitalisasi pasar di bawah Rp10 triliun oleh Bursa Efek Indonesia.

Arwana memiliki lima pabrik dengan total karyawan 2.000 orang. “Jadi tak benar bila ada pemberitaan bahwa kami merumahkan sekitar 50.000 orang. Berita seperti ini sangat menyesatkan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

arwana citramulia industri keramik
Editor : Yusuf Waluyo Jati

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top