Bisnis.com, JAKARTA - PT Denso Indonesia, anak perusahaan Astra Otoparts, menyatakan pabrik ketiga untuk pembuatan suku cadang industri otomotif yang menelan investasi senilai Rp1,4 triliun akan menjadi salah satu basis produksi spark plug nickel dunia.
Direktur Produksi PT Denso Indonesia A. Hartoyo mengatakan kapasitas produksi spark plug nickel atau busi untuk kendaraan roda dua dan empat di pabrik ini mencapai tujuh juta unit per bulan. Selain itu, pabrik ini juga memproduksi sembilan komponen baru untuk otomotif dalam negeri.
“Untuk produksi busi sebelumnya dilakukan oleh pabrik yang di Sunter, tetapi dengan bahan dasar zink. Sementara itu, untuk pabrik ketiga ini busi berbahan dasar zink. Produksi di pabrik ini khusus untuk pasar global,” tuturnya di Bekasi, Jumat (10/4/2015).
Adapun untuk sembilan komponen baru yang diproduksi di pabrik ini, menurutnya untuk memenuhi permintaan pasar domestik. Karena, spesifikasi komponen tersebut hanya dibutuhkan oleh kendaraan yang diproduksi dan hanya beredar di Indonesia seperti jenis low cost green car.
Sejumlah komponen tersebut seperti electronic control unit untuk mobil dan motor, sonar ECU, variable cam timing, alternator, starter, simplified integrated fuel system, meter cluster, dan wheel speed sensor.
Dia mengatakan kontribusi pabrik Denso di Indonesia terhadap total produksi Denso global mencapai 7%. Dengan demikian, perusahaan terus berusaha meningkatkan kapasitas produksi, seiring dengan besarnya peluang pasar yang tersedia.
Pabrik ini, lanjutnya, akan terus dikembangkan dan mencapai titik produksi optimum pada 2016. Mayoritas tenaga kerja yang diserap adalah penduduk lokal, tetapi untuk tenaga kerja spesialis didatangkan dari Jepang untuk melakukan transfer pengetahuan dalam pengoperasian teknologi.
Melalui pabrik-pabrik sebelumnya, Denso Indonesia menguasai pangsa pasar busi nasional hingga 35%. Produksi busi di Indonesia, tuturnya, telah menggunakan bahan baku lokal hingga 70%. Sementara itu, penggunaan bahan baku lokal untuk produk baru hanya 45%.
“Untuk bahan baku, kami melakukan pertukaran dengan pabrik di Thailand. Di Asean, Denso memiliki delapan pabrik yang memproduksi barang berbeda-beda, sehingga dapat mengisi kekurangan bahan baku antarpabrik,” tuturnya.
Hartoyo mengatakan dalam waktu dekat Denso berencana mendirikan unit research and development. Untuk regional Asean pendirian unit ini kemungkinan besar dilakukan di Thailand, karena perkembangan riset di negara itu dinilai telah maju.
AK. Hadi, Vice President PT Denso Indonesia, mengatakan secara lebih detail pangsa pasar produk Denso di Indonesia berbeda-beda. Untuk komponen tertentu Denso menguasai pasar hingga 100%, karena, belum ada pabrik komponen otomotif lain yang memproduksi barang tersebut.