Bisnis.com, BALIKPAPAN — Pemerintah Kota Balikpapan berencana membangun klaster pembibitan sapi yang pertama di kota minyak dengan usulan anggaran senilai Rp25 miliar untuk pengadaan lahan.
Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Balikpapan Yosmianto mengatakan usulan anggaran tersebut disampaikannya dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Balikpapan 2015.
“Tahun ini ada studi pembibitan sapi, kalau studi itu layak ya kami akan bangun itu klaster pembibitan sapi. Tata ruangnya juga sudah ada, itu di Balikpapan Timur dengan luas 25-50 hektare, ” tuturnya kepada wartawan, Rabu (4/3/2015).
Apabila studi dinyatakan layak, pihaknya berencana melakukan pembibitan melalui inseminasi buatan. Menurutnya, selama ini Balikpapan masih harus mendatangkan sapi dan bibit-bibit sapi dari Sulawesi, yang kemudian digemukkan di Balikpapan.
Dia mengatakan pihaknya harus mulai melakukan pembibitan dan penggemukan sekaligus di Balikpapan. Pasalnya, Sulawesi Tenggara selaku pemasok sapi untuk Balikpapan juga kini sudah mulai berebut karena ketersediaan yang menipis.
Balikpapan pun tak dapat mengikuti program Pemprov Kaltim dan Kementerian Pertanian yang membantu pemberian bibit sapi untuk peternakan yang terintegrasi dengan perkebunan kelapa sawit lantaran tidak adanya perkebunan kelapa sawit di Balikpapan.
Selain itu, Yosmianto mengatakan pihaknya juga akan meningkatkan teknologi pengolahan pakan ternak. Dia mengatakan sebelumnya sapi hanya digemukkan untuk kebutuhan stok daging sapi untuk idul adha. Sehingga, penggemukan tidak dilakukan secara berkesinambungan,
“Penggemukannya juga masih tradisional. Kami ingin pakan ternaknya tidak hanya dari ngarit saja, tapi juga dimix dengan fermentasi singkong, dengan begitu ternak cepat gemuk, bisa dipotong tidak hanya enam sampai delapan bulan saja,” jelasnya lagi.
Menurutnya, dengan pemberian pakan fermentasi, ternak dapat dipotong dalam jangka waktu yang singkat. Dengan begitu, ketersediaan daging sapi potong di Balikpapan terjamin dan tidak mengalami lonjakan harga pada saat-saat tertentu.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani mengatakan pihaknya mendukung upaya pemkot dalam mengejar swasembada daging sapi tersebut. “Itu upaya yang positif dan kami mensupport, karena Balikpapan kan mendatangkan daging sapi dari luar, dan kalau tidak diatur dengan baik nantinya bisa menjadi salah satu sumber inflasi,” tuturnya kepada Bisnis, Rabu (4/3/2015).
Selain itu, dia juga berpendapat klaster pembibitan sapi juga lebih efisien dibandingkan dengan mengimpor daging ataupun bibit sapi dari luar untuk digemukkan. “Kalau di sini bisa pembibitan dan penggemukan sekaligus pasti lebih hemat biaya dan efisien,” tukasnya.