Bisnis.com, JAKARTA— Ekonomi Jepang pulih dari resesi dan tumbuh 2,2% per tahun pada kuartal IV/2014, sehingga memudahkan upaya Perdana Menteri Shinzo Abe dalam mencairkan stagnasi ekonomi di tengah pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia.
Namun pertumbuhan itu lebih rendah dari perkiraan sebesar 3,7% berdasarkan jajak pendapat Reuters. Kondisi itu menunjukkan pemulihan yang masih rentan di tengah daya beli konsumen yang masih lemah selain pertumbuhan ekonomi yang bergantung pada ekspor.
Namun demikian, pemulihan pertumbuhan itu akan memungkinkan Bank of Japan menahan diri untuk meningkatkan stimulus moneter dalam beberapa bulan. Pada saat yang sama penurunan harga minyak kian menekan inflasi dari target 2% sebagaimana dikutuip Reuters, Senin (16/2/2015).
Data tersebut akan menjadi salah satu faktor penting bagi bank sentral Jepang untuk dijadikan pertimbangan. Bank tersebut diperkirakan akan mempertahankan pembelian aset negara dalam program stimulus moneternya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
_1684235555.jpg?w=348&h=261)
