Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beres, Proyek Pelabuhan Cilamaya Diserahkan ke Swasta

Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyepakati proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya akan diserahkan pada pihak swasta yang berminat.
Pelabuhan Cilamaya dinilai investor Jepang sangat strategis karena berdekatan dengan Jakarta. Namun, pemerintah memutuskan untuk tak mengucurkan dana sepeserpun pada proyek itu dan melimpahkannya ke swasata./Ilustrasi-Bisnis
Pelabuhan Cilamaya dinilai investor Jepang sangat strategis karena berdekatan dengan Jakarta. Namun, pemerintah memutuskan untuk tak mengucurkan dana sepeserpun pada proyek itu dan melimpahkannya ke swasata./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyepakati proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya akan diserahkan pada pihak swasta yang berminat.

Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan keputusan itu dihasilkan setelah pihaknya bersama Menhub Ignasius Jonan menggelar rapat koordinasi pada Selasa (3/2/2015) di Jakarta. Menurutnya, swasta diberi keleluasaan meneruskan pembangunan pelabuhan tersebut. “Keputusannya sudah final, Cilamaya diserahkan ke swasta,” katanya, Rabu (4/2/2015).

Pusat maupun provinsi Jabar bersepakat tidak akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan proyek pelabuhan laut tersebut. Namun, tetap memberikan dukungan agar Cilamaya masih bisa direalisasikan oleh swasta ataupun JICA (Japan International Cooperation Agency). “Semuanya itu urusan JICA. Kata Pak Menteri, kalau JICA tidak mau bisa untuk perusahaan lain,” ujarnya.

Pemerintah nantinya akan melakukan beauty contest untuk menentukan swasta atau JICA yang konsepnya menguntungkan dan tidak merugikan tata ruang di sana. Jabar hanya meminta jika pelabuhan jadi dibangun, fungsi tata ruang di kawasan tersebut tidak berubah. “Tidak akan ada anggaran sepeserpun untuk Cilamaya, tapi kami tetap mendukung,” katanya.

Menurutnya, terkait dengan apakah lokasi pelabuhan masih tetap di Cilamaya meski nanti diserahkan ke swasta, masih menunggu hasil kajian dari Bappenas/PPN. Jika masih berkehendak di lokasi hasil kajian terdahulu, artinya swasta tinggal menghitung kerugian biaya pemindahan pipa produksi Blok Offshore North West Java (ONWJ) milik PT Pertamina.

Jika biaya untuk membangun pelabuhan di Cilamaya dianggap sangat mahal, rapat juga memutuskan lokasi pelabuhan bisa dipilih dengan bergeser ke arah Subang atau Indramayu.

Namun, jika terlalu ke Timur akan berdampingan dengan pengembangan Pelabuhan Cirebon yang dilakukan PT Pelindo II. “Prinsipnya Jabar tetap butuh pelabuhan karena arus barang sudah sangat besar,” katanya.

Wagub Dede mengaku pihaknya sudah menyampaikan hasil rapat ini pada Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki. Menurutnya, pihak Jepang sudah mengincar investasi untuk membangun pelabuhan besar di Cilamaya. “Jika tidak feasible, saya tawarkan tadi, kalau tidak Subang ya Indramayu,” katanya.

Duta Besar Jepang Yasuaki Tanizaki mengatakan Pemerintah Jepang meminta agar Kementerian Perhubungan mengajak pihaknya duduk bersama membahas nasib Pelabuhan Cilamaya, Karawang. .

Yasuaki  mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapat informasi yang konkret dari Pemerintah Indonesia terkait dengan keberlanjutan proyek pelabuhan tersebut. Pihaknya mengaku saat ini tengah mempertimbangkan melanjutkan Cilamaya. "Cilamaya belum konkret. Kami meminta dibahas lebih lanjut," katanya.

Para pengusaha Jepang sendiri, menurutnya, membutuhkan adanya konektivitas transportasi di wilayah Karawang-Bekasi karena kedua daerah tersebut selama ini menjadi target investasi. Selain itu, faktor kedekatan dengan DKI Jakarta membuat kawasan ini sangat strategis. “Persyaratan yang baik untuk investasi pengusaha Jepang salah satunya harus dekat Jakarta,” katanya.

Kepala Dinas Perhubungan Jabar Deddy Taufik mengatakan ada sejumlah pilihan lokasi pelabuhan di wilayah pantura Indramayu yakni Balongan, Eretan lalu Patimban, Subang, dan pelabuhan Cirebon. "Kalau Cilamaya ada perubahan, kita siap untuk mengarahkan," katanya.


Menurutnya, untuk menggeser lokasi, pusat tetap harus melakukan kajian agar lokasi tersebut menjadi pelabuhan internasional. Studi juga untuk memeriksa kemungkinan hambatan yang sama terjadi di Cilamaya juga ada. "Nanti ada FS, lalu disesuaikan dengan fungsi ruang akan ada langkah berikutnya," ujarnya.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper