Bisnis.com, JAKARTA-Ekonom Unika Atma Jaya Agustinus Prasteyantoko menuturkan pemerintahan Jokowi-JK selama 100 hari pertama mendapat keuntungan karena penurunan harga minyak dunia.
Hal itu menyebabkan pemerintah mampu membenahi kebijakan subsidi yang berimbas baik pada kebijakan fiskal pemerintah untuk belanja produktif.
“momentum itu [penurunan harga minyak] jelas sangat menguntungkan pemerintah. Jika tidak mungkin awal pemerintah ini juga berdarah-darah,” ujarnya.
Dia tidak menampik jika kebijakan pemerintah yang menaikkan dan kemudian menurunkan kembali harga BBM menjadi bumerang karena inflasi sejauh ini belum termitigasi dengan baik.
Namun, kebijakan itu harus diambil mengingat ruang fiskal saat itu sangat tertekan. Tugas pemerintah selanjutnya ialah memitigasi dan meredam laju inflasi.
Agustinus berpendapat kebijakan pemerintah untuk mendorong investasi sektor produktif menjadi angin segar bagi dunia usaha dan perbankan.
Investasi pemerintah menurutnya harus diarahkan kepada sektor yang memiliki banyak efek seperti infrastruktur, pertanian, kelautan yang mampu mendorong tumbuhnya investasi lain.
Di sisi lain, penyaluran kredit perbankan juga diyakini akan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang hanya mendekati 12%. Jika likuditas memadai,
Agustinus meyakini kredit perbankan pada tahun ini dapat tumbuh pada kisaran 15% hingga 17%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel