Bisnis.com, JAKARTA – PT Badak LNG,pengelola kilang gas terbesar di Bontang, memperkuat bisnis jasa pengembangan sumber daya manusia di industri gas, seiring dengan cadang gas di Blok Mahakam yang makin menipis.
Rachmad Hardadi, President Director and CEO PT Badak LNG, mengatakan perseroan memiliki sumber daya manusia, sistem, dan fasilitas training, yakniBadak Learning Center and the Operation & Maintenance Services (BLC and O&M).
“PT Badak merupakan satu dari dua fasilitas fire training ground di dunia. Satunya lagi di Amerika. Dan itu kalau orang-orang gas, kalau belajar fire fighting, dan riil dari sumber gas, mereka belajarnya ke PT Badak,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (23/12/2014).
Hardadi mengungkapkan program pelatihan tersebut telah memiliki banyak klien, termasuk Statoil Snohvit LNG, BP Berau Ltd., Tangguh LNG, Yemen LNG Co. Ltd, TOTAL S.A, Angola LNG dan PT Pertamina Gas.
PT Badak juga sedang membangun aliansi dengan Pertamina untuk menggaet peserta training fire ground, tidak hanya dari sisi gas tetapi juga dari sisi minyak. Apalagi, Pertamina juga memiliki fire training ground.
“Dan ini potensi bisnisnya luar biasa besar,” ujar Hardadi.
PT Badak adalah anak perusahaan Pertamina operator kilang gas di Bontang yang mendapatkan pasokan gas dari Blok Mahakam. Beroperasi sejak 1973, puncak produksi Badak LNG terjadi pada 2001, dan setelah itu mengalami penurunan seiring dengan cadangan gas yang menipis.