Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara mulai mengembangkan potensi sumber energi gas, menyusul ditemukannya sejumlah ladang, seperti Angola, Mozambik, Australia, dan Dominika. Gas dinilai menjadi energi masa depan karena relatif lebih murah serta minim polusi.
Rachmad Hardadi, President Director and CEO PT Badak LNG, mengatakan saat ini perusahaan yang dipimpinnya itu tengah melatih orang–orang dari sejumlah negara yang berencana mengembangkan potensi sumber energi gas.
“PT Badak sudah bekerjasama dengan pihak luar negeri. Untuk 2015, Hotel kami di Bontang sudah full ocupancy,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (23/12/2014).
Menurut dia, Angola meminta Badak LNG untuk membantu mereka membangun kilang, commissioning, hingga start-up. Selain itu, Angoka juga mengirimkan orang-orangnya ke PT Badak untuk belajar sampai level manajerial.
“Mereka meminta tenaga kami untuk mem-back up, bekerja di sana untuk melaksanakan apa yang namanya operation services company. Saat ini ada 22 orang dari PT Badak yang bekerja di Angola,” katanya.
Selain itu, di Mozambik. Di negeri ini ada cadangan gas yang lebih besar dibandingkan dengan Angola. Saat ini mereka sedang men-training orang-orangnya di PT Badak. Mereka akan dididik selama 1,5 tahun, sehingga yang tadinya tidak tahu apa-apa tentang gas akan menjadi orang yang siap bekerja.
Selanjutnya, Republik Dominika di kawasan Karibia ini juga telah mengirimkan orang-orangnya ke PT Badak untuk di-training, serta GTC Corp dari Inggris.
Hardadi mengatakan dunia saat ini sedang booming gas, karena energi ini relatif murah dan ramah lingkungan karena pembakarannya bisa sempurna. Saat ini, katanya, banyak negara mengembangkan potensi ladang gasnya, termasuk di Amerika yang mengembangkan shale gas.