Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TOL LAUT: INSA Minta Tarif Pelabuhan dari Timur Turun Jadi 10%

Industri pelayaran meminta pemerintah menurunkan tarif pelabuhan dari Timur Indonesia yang sebelumnya 75% dari tarif normal menjadi hanya 10%.
Pelabuhan di Indonesia timur. INSA minta Tarif diturunkan jadi 10%/Bisnis
Pelabuhan di Indonesia timur. INSA minta Tarif diturunkan jadi 10%/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Industri pelayaran meminta pemerintah menurunkan tarif pelabuhan dari Timur Indonesia yang sebelumnya 75% dari tarif normal menjadi hanya 10%.

Ketua Umum Indonesia National Shipowner Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan pelaku pelayaran butuh insentif agar biaya operasi dapat ditekan. Ongkos operasi yang lebih rendah, imbuhnya, akan menggairahkan pelaku pelayaran dalam menyukseskan proyek Tol Laut yang digagas pemerintah Jokowi-JK.

"Misalnya kapal-kapal kontainer saat kembali ke barat dengan kontainer yang kosong diberikan diskon tarif pelabuhan. Biasanya kita bayar 75% dari tarif biasa, sekarang kita minta supaya 10%," kata Carmelita di sela Rakornas INSA 2014 di kantor Wakil Presiden, Rabu (10/12/2014).

Diskon tarif angkutan kontainer di pelabuhan itu diproyeksi akan membantu menekan ongkos logistik pelayaran.
 
Selain itu, Carmelita juga meminta pemerintah menghapuskan pajak pertambahan nilai (PPN) 10% atas pembelian bahan bakar minyak untuk kapal.

"Kita tidak pernah menggunakan BBM subsidi, tapi kita berharap BBM yang sekarang ini jangan dikenakan PPN juga karena menjadi mahal kan harganya BBM kita," ujarnya.

Carmelita menuturkan pelaku industri pelayaran telah melakukan banyak upaya untuk menekan biaya logistik transportasi laut. Salah satunya adalah menjalin join slot antarperusahaan pelayaran, sehingga jalur pelayaran semakin banyak.

"Ada joint slot Belawan-Makasar-Sorong-Bitung itu semua yang tadinya dijalankan 1-2 perusahaan saja, sekarang banyak perusahaan pelayaran yang menjalankan tol laut tadi," tuturnya.

Kendati jalur dan frekuensi pelayaran logistik domestik mulai bertambah, Carmelita mengakui industri pelayaran baru mengoperasikan kapal berukuran 1.000-1.500 Teus. Kapasitas tersebut belum sesuai dengan target pemerintah 3.000 Teus.

Alasannya, ungkap Carmelita, volume barang dari Timur ke Barat masih sedikit. Selain itu, infrastruktur pelabuhan dan kedalaman dermaga belum mampu menampung bersandarnya kapal berukuran di atas 1.500 Teus.

Dalam Rakernas tersebut, INSA juga meminta pemerintah menurnkan biaya pelabuhan di darat, seperti bongkar muat, trucking, dan administrasi yang diproyeksi mencapai 70% dari ongkos operasional perusahaan pelayaran.

Saat ini sebanyak 1.400 perusahaan pelayaran tergabung dalam INSA. Jumlah kapal yang beroperasi tercatat mencapai 14.600.

Proyek Tol Laut diproyeksi Carmelita cukup signifikan menambah frekuensi pelayaran. Namun, jumlah kapal diproyeksi hanya akan bertambah sekitar 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper