Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015: Industri Belum Siap, Jumlah Produk Unggul Masih Minim

Menjelang Masyarakat Ekonomi Asean pada penghujung 2015, jumlah produk unggul Indonesia terhadap negara Asean minim.
 Masyarakat Ekonomi Asean/Colourbox.com
Masyarakat Ekonomi Asean/Colourbox.com

Bisnis.com, JAKARTA—Menjelang Masyarakat Ekonomi Asean pada penghujung 2015, jumlah produk unggul Indonesia terhadap negara Asean ternyata masih minim.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat terhadap Malaysia saja, RI hanya unggul atas produk pangan segar, produk kulit, clothing, dan tambang mineral. Apabila disandingkan dengan Thailand, hanya unggul atas tambang mineral dan produk kayu, terhadap Singapura hanya menang untuk produk kayu, tekstil, produk kulit, clothing, dan tambang mineral.

"Yang harus kita tingkatkan daya saingnya di sektor komponen. Kita harus undang investasi di bagian-bagian yang rantai suplainya masih kosong lalu kita kaitkan dengan setiap kebijakan yang ada dalam promosi investasi," kata Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana, Rabu (10/12/2014).

Pengaruh MEA terhadap kegiatan perdagangan dengan negara anggota Asean dinilai takkan signifikan. Pasalnya arus perdagangan bebas barang di Asean terjadi sejak lima tahun silam. Mulai 2010, sekitar 90% produk yang diperdagangkan antaranggota Asean dikenakan bea masuk 0%.

"Sekitar 10.000 pos tarif di Kemenperin itu bea masuknya 0%. Akhir 2015 itu untuk katakan bahwa secara efektif MEA berlaku, bagi perdagangan barang tidak akan banyak berubah dari posisi saat ini," tutur Agus.

Dalam menghadapi MEA, Indonesia harus jeli menilai kelemahan dan keunggulan dibandingkan dengan anggota Asean lain. Kemenperin menilai pesaing terkuat RI saat ini adalah Thailand, Malaysia, dan Singapura, meskipun Indonesia tak punya produk yang betul-betul head to head dengan  Negeri Singa.

MEA dinilai tidak akan mengubah tren perdagangan produk industri, pasalnya ekspor Indonesia ke Asia Tenggara hanya 30%. Sasaran ekspor RI mayoritas menuju Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan China.

"Strategi hadapi MEA, kami sudah ketahui negara yang tentu akan jadi saingan kita. Jadi kita tingkatkan daya saing agar posisi kita lebih baik. Beberapa produk, seperti elektronik, otomotif dulu Thailand di atas kita tapi sekarang perlahan kita sudah bisa bersaing," ucap Agus.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto mengatakan perkembangan pasar Asean semestinya dapat dimanffatkan industri nasional memperluas pangsa pasar. Kenyataan saat ini Indonesia belum berjaya di Asia Tenggara.

"Indonesia belum kuasai pasar Asean karena berdasarkan nilai perdagangan Indonesia, baik intra Asean maupun ekstra Asean masih di bawah Malaysia, Singapura, dan Thailand," kata dia.

Berdasarkan keterangan tertulis Kemenperin diketahui kinerja ekspor Indonesia pada 2012 hanya 22% produk Indonesia yang diekspor ke Asean. Adapun 78% lain dijual ke pasar selain Asia Tenggara.

Pada periode yang sama porsi ekspor Malaysia ke Asean lebih besar daripada RI sebesar 26,8% dari keseluruhan ekspor negara ini. Sementara Thailand 24,7% dan Singapura mencapai 31,8%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper