Bisnis.com, JAKARTA—Produsen minuman ringan memproyeksikan perolehan bisnis pada tahun depan bisa 10% lebih baik dibandingkan dengan pencapaian tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Prijosoesilo mengatakan pertumbuhan penjualan pada tahun depan bisa mencapai 10% atau paling kecil 8%. Sementara bisnis pada tahun ini terbilang stagnan terhadap realisasi pada 2013.
“Pada tahun lalu omzet 26 miliar liter dengan nilai di kisaran Rp60 triliun jika asumsi harga minuman ringan Rp3.000 [per unit]. Kami harap tahun depan bisa pick up sejalan perbaikan infrastruktur,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (19/11/2014).
Beberapa tahun terakhir pertumbuhan bisnis minuman ringan bertengger di level 7% - 8%. Oleh karena itu dengan asumsi PDB di kisaran 5% - 6%, Asrim optimistis industri minuman tumbuh 7% - 8%. Apabila perekonomian bisa mencapai 7%, asosiasi percaya diri bisnisnya bisa melejit hingga 10%.
Permintaan minuman ringan di dalam negeri sejalan dengan perkembangan daya beli masyarakat. Tentu hal ini bisa terindikasi dari pertumbuhan ekonomi. Ini terpengaruh dari fokus penjualan yang 90% fokus kepada konsumen di dalam negeri.
Saat ini produk minuman dengan pangsa terbesar di dalam negeri adalah air minum dalam kemasan mencapai 60%. Selebihnya diisi produk minuman lain, seperti soft drink dan minuman beralkohol.