Bisnis.com, JAKARTA— Kalangan industri farmasi berharap pemerintahan baru mampu hadirkan pertumbuhan industri farmasi serta menjadikan industri yang kinerjanya diatas US$5 miliar ini menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi.
Dorodjatun Sanusi, Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi (GP Farmasi), mengatakan industri farmasi ke depan harus menjadi bagian dari penyokong pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat pemain nasional sudah mempunyai kualitas untuk memenuhi pasar Asean.
“Kami sedang menyusun peta jalan industri farmasi, didalamnya ada tentang regulasi pendukung hadirnya investasi, peran pemerintah dalam memberikan insentif dan yang terpenting langkah menuju kemandirian industri bahan baku,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (27/10).
Lewat peta jalan yang datang dari dunia usaha ditambah dengan upaya sinergis antar kementerian, pihaknya yakin industri farmasi semakin gemilang. Dorodjatun menuturkan, sosok Menteri Kesehatan Nila F. Moloek mampu menemukan permasalahan yang menghambat pertumbuhan industri ini.
“Bu Nila punya komitmen dalam dunia kesehatan, dia juga menjadi utusan dalam MDG’s dari Indonesia. Belum lagi karena pengetahuannya di industri ini,” tuturnya.
Dia menambahkan, sinergitas Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kesehatan dalam menyokong industri farmasi penting terjadi. Kemenperin dinilai mampu mengarahkan pada industri bahan baku, baik dari bahan alam ataupun sektor petrokimia.
“Investasinya memang besar, tapi jika melihat potensi alamnya saja kita sudah punya 900 jenis yang teridentifikasi. Hanya saja permasalahan untuk pengembangan bahan alam terkendala penelitian dan teknologi,” ujarnya.