Bisnis.com, JAKARTA— Industri di bidang garmen maupun tekstil dinilai sebagai penyokong utama geliat bisnis skala kecil menengah.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Euis Saedah menyatakan khusus untuk sektor industri tersebut diproyeksikan tumbuh 7% terhadap tahun lalu.
"IKM fesyen memang tumbuh terus tetapi ekspor dan impornya belum tercatat dengan baik," ucap Euis, Jumat (5/9/2014).
Dengan kata lain kinerja ekspor daerah perlu digenjot guna mengantisipasi defisit neraca perdagangan RI seperti sekarang.
Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan semester I/2014 defisit US$ 1 miliar, lebih baik dari tahun lalu US$ 5,6 miliar.
“Meski perdagangan membaik tetapi defisit perdagangan nasional harus segera ditekan agar tidak bengkak ,” ujar Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia bidang Modal Ventura dan Pembiayaan Alternatif Safari Azis dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Kamis (4/9/2014).
Menurutnya, daerah harus meningkatkan kualitas komoditas ekspor unggulannya dibantu pemerintah.
Sokongan pemerintah terutama mengarah kepada peningkatan daya saing IKM khususnya yang tengah merintis ekspor.
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan II/2014 sebesar 0,47% (yoy) dan 6,17% (q-to-q).
Untuk periode per kuartal, sektor yang tumbuh paling tinggi ialah minuman 15,25%, tekstil 11,74%, dan makanan 11,12%.