Bisnis.com, SURABAYA--Proyek dalam kerangka Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dilakukan sejak 27 Mei 2011 menanamkan investasi Rp863,6 triliun.
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan investasi Rp863,6 itu triliun terdiri dari 383 proyek, sebanyak 174 proyek di antaranya investasi sektor riil dengan nilai investasi Rp441,2 triliun. Adapun 209 proyek lainnya masuk kategori infrastruktur dengan nilai Rp422,3 triliun.
"Nilai investasi [Rp863,6. triliun] itu belum termasuk 7 proyek yang di-groundbreaking dengan nilai Rp13,1 triliun," jelasnya dalam Refleksi 3 Tahun MP3EI yang disiarkan melalui video converence di 6 koridor ekonomi, termasuk di Terminal Teluk Lamong, Jawa Timur, Jumat (5/9/2014).
Dari total investasi yang sudah ditanamkan, 26,2% investasi dari BUMN, 37,9% dari swasta, 15,6% dari pemerintah melalui APBN/APBD dan 20,1% investasi campuran.
Peran investasi dunia usaha yang dominan dinilai bagus. "Ini menunjukkan pembangunan tidak hanya APBN dan APBD," jelasnya.
Chairul Tanjung menambahkan semua program yang telah dilaksanakan tersebut diharapkan dapat diteruskan pemerintah terdahulu.
Revisi sejumlah konsep bisa saja dilakukan, asalkan pembangunan berkelanjutan bisa dijalankan. Terlebih semangat konsep MP3EI bertujuan membuat seluruh provinsi punya pusat pertumbuhan baru.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai skema pembiayaan MP3EI merupakan komposisi yang ideal karena ada keberimbangan peran swasta dan negara.
Sementara dalam konteks nasional dan global, Kepala Negara menilai proyek percepatan pembangunan mendorong percepatan konektivitas antar daerah dan antarnegara. "Inilah pemaknaan lebih luas dari MP3EI," ujarnya.
SBY menilai konsep ini sudah benar sehingga sasaran besar posisi Indonesia menjadi 7 negara besar dunia terwujud.