Bisnis.com, JAKARTA - Inpex Corporation, induk Inpex Masela Ltd, mengungkapkan pihaknya telah mengantongi izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) untuk proyek LNG Abadi yang terletak di Blok Masela, Laut Arafuru.
Perusahaan asal Jepang itu mengungkapkan izin Amdal itu akan berguna untuk pengembangan proyek Abadi yang menggunakan konsepfloating LNG (FLNG).
“Dengan diterimanya izin itu, maka proyek selangkah lebih dekat menuju pembangunan,” tulis pengumuman itu, Senin (11/8/2014).
Communication and Relation Manager Inpex Alfred Menayang mengungkapkan ijin Amdal tersebut sebenarnya telah diperoleh pada akhir Juni 2014.
Bahkan untuk front end engineering design (FEED) subsea, umbilical, riser and flowline (SURF) telah diselesaikan pada Januari 2014.
“Kini kami masih menyelesaikan FEED FLNG,” ujarnya melalui pesan singkat, Selasa (12/8/2014).
Alfred mengungkapkan mengatakan pihaknya juga telah menyelesaikan pengeboran pada tiga sumur deliniasi di Lapangan Abadi dan satu sumur eksplorasi di Prospek Barat pada awal Juli 2014 tanpa kecelakaan kerja.
Padahal, lokasi keempat sumur itu berlokasi di kedalaman 4.000 meter dari dasar laut Arafuru yang memiliki kedalaman 600-800 meter.
Sementara, untuk penyesuaian waktu onstream akan lebih dapat dipastikan setelah semua kegiatan yang kini pihaknya lakukan selesai.
Bisnis mencatat, lapangan Abadi Masela ditemukan pada 2000, dan hasil studi atas enam sumur appraisal dan reservoir mengonfirmasikan cadangan gas yang cukup untuk pengembangan LNG.
Berdasarkan rencana pengembangan yang telah disetujui pada 2010, Blok Masela ditargetkan memproduksi gas sebesar 355 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd).
Inpex juga telah memperoleh persetujuan pemerintah untuk membangun satu kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) berkapasitas 2,5 juta ton per tahun.
Selain itu, Lapangan Abadi juga akan memproduksi kondensat 8.400 barel per hari dari cadangan gas terbukti yang mencapai 6,05 triliun kaki kubik.