Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Insentif Fiskal Sulit Dorong Investasi

Peneliti dari Aspirasi Indonesia Research Institute Yanuar Rizky menilai kebijakan pemberian insentif pajak untuk reinvestasi laba bagi pemodal asing agak sulit direalisasikan.

Bisnis.com, JAKARTA--Peneliti dari Aspirasi Indonesia Research Institute Yanuar Rizky menilai kebijakan pemberian insentif pajak untuk reinvestasi laba bagi pemodal asing agak sulit direalisasikan.

"Agak susah di tengah kebijakan uang jangka pendek, ini terkait dengan peredaran uang, dari sisi psikologisnya tidak bisa menahan," katanya pada Bisnis hari ini, Senin (14/7/2014).
Menurutnya saat ini aliran uang investasi asing di dalam negeri sangat dipengaruhi oleh kebijakan bank-bank sentral negara maju, terutama the Fed dan Bank of Japan (BoJ).

Yanuar menambahkan jika nanti kebijakan uang murah melalui quantitative easing sudah berakhir, bank-bank raksasa itu akan kembali menarik uang yang beredar di negara emerging market, termasuk Indonesia, agar kembali masuk dan mendukung roda ekonomi negaranya.

Dia menilai potensi hilangnya hot money ini bisa diimbangi dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang solid. "Kalau pemerintah baru nanti konsolidasinya bagus sepertinya bisa tertopang oleh dana dari PMDN-nya," ungkapnya.

Meski demikian ada catatan penting bahwa jumlah penanam modal asing (PMA) lebih besar dibandingkan dengan PMDN. Jumlah PMA mencapai lebih dari 50% porsi investor di Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper