Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan pembangunan pelabuhan Cilamaya, Karawang diteruskan. Pasalnya pelabuhan ini akan mendatangkan potensi pendapatan sebesar Rp700 triliun.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Dedy S Priatna mengatakan hasil kajian tim independen yang ditunjuk menangani keberatan Pertamina sudah keluar. Hasilnya Pelabuhan Cilamaya dapat terus dibangun dengan menggeser pembangunan 3 kilometer dari lokasi yang ada saat ini. Pelabuhan barang raksasa ini ditargetkan dapat beroperasi pada 2020.
"Ada adjusment seperti beberapa pipa dan lokasi yang harus digeser," tutur Dedy di Jakarta, Rabu (18/6).
Menurutnya, Bappenas sudah melakukan pembicaraan dengan Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) serta Pertamina. Regulator dan operator perminyakan ini menurut Dedy pada prinsipnya tidak keberatan selama biaya pemindahan pipa dan potensi pendapatan yang hilang selama pemindahan jaringan pipa diganti.
Namun kata akhirnya [keputusan] menunggu presiden dan pembicaraan dengan ESDM, tuturnya. Dedi menargetkan keputusan dapat segera dibuat.
Menurutnya, biaya yang dibutuhkan untuk membongkar pipa Pertamina di sekitar Pelabuhan Cilamaya diestimasikan US$80 juta-US$120 juta. Angka ini masih akan membengkak karena Pertamina juga meminta penggantian atas kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp130 triliun selama pemindahan pipa dan anjungan di sekitar Pelabuhan.
Dia mengatakan tidak ada opsi mengalihkan pembangunan Pelabuhan Cilamaya ke tempat lain. Dari delapan tempat yang disurvei, yang paling besar potensi pendapatannya hanya Cilamaya.
Proses studi kelayakan atau feasibility study (FS) Pelabuhan Cilamaya sudah dilakukan semenjak 2012. Namun tahapan berikutnya jadi terhenti karena adanya keberatan dari Pertamina Hulu Energi (PHE) terhadap mega proyek yang tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ini.
Pasalnya pembangunan akan menyebabkan beberapa anjungan dan pipa gas milik anak usaha Pertamina terganggu. Akhirnya disepakati menunjuk konsultan independen untuk menengahi apakah proyek Pelabuhan yang lebih besar dari tanjung Priok ini akan diteruskan atau tidak.
Pelabuhan Cilamaya akan dibangun menggunakan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Dengan estimasi biaya pembangunan Rp34,5 triliun konstruksi akan dilaksanakan dalam dua tahapan.