Bisnis.com, JAKARTA - Menyikapi hasil Konferensi Terumbu Karang Dunia di Manado, pertengahan Mei lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera menyiapkan langkah aksi dan implementasi hasil kesepakatan bersama yang disebut Komunike Manado.
"Kita akan membawa hasil [konferensi] ini ke tingkat dunia yaitu PBB agar Komunike Manado menjadi agenda global, sehingga daya terobos dan ikatnya makin kuat," kata Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP, Sudirman Saad, Minggu (25/5/2014).
Di dalam negeri, aksi yang dilakukan KKP yakni dengan rencana pembentukan lembaga resmi yang akan diberi nama Badan Nasional Penyelamatan dan Pengelolaan Terumbu Karang. Kekuatan hukum lembaga ini diupayakan segera disiapkan dalam bentuk peraturan presiden.
Beberapa tugas pokok lembaga penyelamatan terumbu karang ini telah disusun secara rinci dan dibagi ke dalam tiga tema besar.
Pertama, bentuk konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan yakni dengan membangun kapasitas pengelolaan, arah sinergi antar negara, serta mendorong peran perempuan dalam kampanye penyelamatan.
Kedua, terumbu karang dan ketahanan pangan dengan menegaskan tidak hanya berfokus pada upaya perlindungan, tapi juga pemanfaatan lestari misal dalam bentuk pariwisata. "Rencana realisasi eko wisata berbasis terumbu karang, di beberapa kawasan, bisa berjalan dengan baik jika kondisi [terumbu karang] bagus," kata Saad.
Dia menjelaskan 80% produksi ikan kawasan pesisir juga didominasi di wilayah dengan terumbu karang dan mangrove, maka jika tidak dijaga dengan baik, kelangsungan produksi ikan kelautan bisa bermasalah.
Ketiga, upaya membangun inisiatif dan kemitraan dengan cara mendorong keterlibatan masyarakat sipil dan swasta untuk ikut terlibat dalam pengelolaan terumbu karang. Enam negara anggota kerjasama di kawasan regional yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste dan Kepulauan Salomon adalah negara yang masih tinggi dan cepat pemulihan kawasan terumbu karangnya.
"Maka perlu komitmen nyata yang kita tempuh ini untuk mengelola terumbu karang secara baik, demi kepentingan nasional, regional dan dunia," kata Saad.