Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia, PT KAI Commuter Jabodetabek, dan East Japan Railway Company menandatangani kerja sama terkait pengembangan sarana dan prasarana perkeretaapian, Kamis (8/5/2014).
Kerjasama ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kehandalan sarana kereta api maupun infrastruktur.
Humas PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan penandatanganan kerja sama itu dilakukan Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan, Direktur Utama PT KCJ Tri Handoyo, dan Presiden JR East Tetsuro Tomita.
Dirut PT KAI Ignatius Jonan mengungkapkan upaya merawat sarana perkeretaapian terus dilakukan semaksimal mungkin. Bagi PT KAI, perawatan terbaik meskipun dengan biaya sangat mahal, harus dijalankan karena perawatan yang baik akan membuat sarana tetap andal.
"Pada akhirnya, kualitas sarana juga memegang peranan penting dalam keselamatan dan keamanan operasi kereta, serta kenyamanan para pengguna jasanya," katanya.
Jonan menambahkan kerja sama ini merupakan awal yang sangat baik karena 95% Kereta Rel Listrik (KRL) yang dioperasikan di Jabodetabek dibeli dari Jepang, sekitar 30% dari JR East.
Sementara itu Presiden JR East, Tetsuro Tomita, menyebut Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang bermitra dengan perusahaan operator kereta api terbesar di Jepang itu.
Di tahap awal, pertukaran informasi, pengetahuan, dan teknologi telah berjalan, terutama seputar perawatan kereta dan program pertukaran karyawan.
Teknisi JR East telah memberi pelatihan untuk perawatan kepada teknisi PT KAI dan PT KCJ. Pelatihan telah berjalan sebanyak tiga gelombang. Pelatihan tersebut berfokus pada transfer teknologi dan perawatan KRL seri JR 205.
Pada 2013, PT KCJ mendatangkan sebanyak 180 kereta atau 18 rangkaian jenis JR 205 ini. Pada 2014 PT KCJ rencananya kembali membeli 176 kereta seri 205 dari JR East.