Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenaga Kerja Asing Ancam Kesempatan Kerja WNI

Menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015 mendatang, penyerapan tenaga kerja asing di Indonesia diperkirakan semakin bertambah, sekaligus berpeluang mengurangi penciptaan lapangan kerja bagi warga Indonesia.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 mendatang, penyerapan tenaga kerja asing di Indonesia diperkirakan akan semakin bertambah, sekaligus berpeluang mengurangi penciptaan lapangan kerja bagi warga Indonesia.

Direktur Eksekutif Center on Reform of Economics (CORE) Hendri Saparini mengatakan pemerintah perlu menyiapkan strategi ketenagakerjaan yang jitu agar target penciptaan lapangan kerja benar-benar terserap warga Indonesia.

“Saya rasa ini penting sekali isu masuknya tenaga kerja asing untuk menjadi pembahasan yang krusial, terutama bagi pemerintah baru nantinya. Lagipula, penyediaan lapangan kerja bagi warga Indonesia, dilindungi Undang-Undang,” jelasnya, Jumat (28/3/2014).

Dia menjelaskan kompetensi tenaga kerja terdidik Indonesia belum cukup mumpuni. Hal itu diperparah dengan banyaknya penganggur yang berkualifikasi pendidikan tinggi di negara Asean lainnya. Sebanyak 80% penganggur Singapura merupakan tenaga kerja terdidik.

Berdasarkan data Kemenakertrans, tenaga kerja asing tumbuh 18,70%, menjadi 68.957 orang pada 2013, dari tahun sebelumnya 2009 sebesar 58.091 orang.

Adapun, level jabatan tersebut a.l. profesional, konsultan, manager, direksi, supervisor, teknisi hingga komisaris.

Tenaga kerja asing asal Tiongkok menjadi paling besar sumbangannya terhadap total tenaga kerja asing pada 2013, yakni 14.371 orang.

Disusul Jepang sebesar 11.081 orang, Korea Selatan 9.075 orang, India 6.047 orang, Malaysia 4.962 orang, AS sebesar 2.197 orang.

Dilihat dari sisi sektor usaha, tenaga kerja asing lebih banyak bekerja di sektor perdagangan dan jasa, yakni 36.913 orang.

Disusul sektor industri sebanyak 24.029 orang, dan sektor pertanian mencapai 8.015 orang.

Hendri menuturkan pemerintah perlu belajar dari negara Asean lainnya dalam menerapkan kebijakan dan sertifikasi ketenagakerjaan.

Hal itu diperlukan bagi pemerintah, sehingga mampu membuat kebijakan yang perlu menjadi prioritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper