Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pariwisata Unggulan MEA 2015

Meskipun neraca jasa konsisten mencatatkan defisit selama 5 tahun terakhir, pemerintah optimistis sektor pariwisata mampu mengkompensasi defisit industri jasa pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Karnaval Budaya Lovely Desember/Antara
Karnaval Budaya Lovely Desember/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Meskipun neraca jasa konsisten mencatatkan defisit selama 5 tahun terakhir, pemerintah optimistis sektor pariwisata mampu mengkompensasi defisit industri jasa pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Mari E. Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) mengatakan Indonesia harus mampu merebut peluang dari pertumbuhan sektor pariwisata Asean yang merupakan tertinggi di dunia.

Data Kemenparekraf menunjukkan sepanjang 2005-2012, pariwisata Asean tumbuh rata-rata 8,3% per tahun, melampui pertumbuhan rata-rata global yang hanya 3,6%. Bahkan pada 2013, total kunjungan wisatawan ke negara-negara di Asean mencapai 92,7% atau meningkat 12% dari tahun sebelumnya sedangkan pertumbuhan global hanya 5%.

“Saya harap, pariwisata mampu mengkompensasi defisit neraca jasa selama ini, apalagi pariwisata bisa dikatakan sektor yang paling siap dari aspek sumber daya manusia [SDM],”ucapnya di Jakarta, Selasa (18/3/2014).

Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menerapkan standar kompetensi tenaga kerja pariwisata Asean (Asean Common Competency Standards for Tourism Professional/ACCSTP).

Lebih lanjut, Kemenparekraf melakukan sertifikasi sebanyak 58.627 tenaga kerja pariwisata pada 2013. Angka tersebut melampaui target Kemenparekraf yaitu 50.000 tenaga kerja hingga 2014.

“Dalam cetak biru MEA, Asean menyepakati 32 pekerjaan yang akan mengalami integrasi dan kita [Indonesia] sudah siap dengan kualitas SDM pariwisata. Kita tidak boleh berpuas diri dengan hasil yang ada,”tuturnya.

Selain sertifikasi pelaku pariwisata menjelang MEA 2015, aspek visa, penerbangan langsung, dan infrastruktur memgang peranan penting untuk meningkatkan daya dukung pariwisata Asean.

Mari menjelaskan seluruh negara juga telah menyepakati adanya bebas visa di semua kawasan Asean, tak terkecuali Myanmar sehingga diharapkan mampu mendongkrak angka kunjungan wisata intra-Asean.

Kontribusi pariwisata sendiri terhadap produk domestik bruto mencapai 3,8% sedangkan kontribusi pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 10,18 juta orang atau 8,9% dari total pekerja.

Senada dengan Mari, Ekonom Asian Development Bank (ADB) Edimon Ginting menuturkan kontribusi sektor pariwisata bahkan lebih besar daripada pertanian dan manufaktur.

“Tetapi, tetap saja, proporsi tenaga kerja di sektor pariwisata masih didominasi oleh non-skill. Ini adalah pekerjaan rumah pemerintah,”imbuhnya.

Edimon menyebutkan Indonesia juga harus terus memperbaiki keterbatasan infrastruktur dan daya dukung sektor pariwisata, misalka melalui peningkatan kapasitas kerjasama pemerintah-swasta (KPS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper