Bisnis.com, JAKARTA - Arsitek lokal diyakini mampu bersaing secara kompetitif dengan arsitek asing pada saat masyarakat ekonomi Asean (MEA) mulai berlaku pada 2015.
Ketua Umum DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Eddy Hussy mengungkapkan persaingan antara arsitek lokal dan asing, sebenarnya sudah terjadi sebelum MEA. Dalam sejumlah pengembangan properti tertentu di Indonesia, jelasnya, arsitek asing sudah dilibatkan guna meningkatkan nilai produk yang ditawarkan kepada masyarakat.
Selain itu, imbuhnya, keterlibatan dan kerja sama dengan arsitek asing juga memberikan pengalaman bagi peningkatan kemampuan arsitek lokal.
“Tapi penggunaan arsitek asing dalam sejumlah properti tertentu, sesuai konsep yang diinginkan pengembang. Kita tidak bisa mengatur mereka. Perkara asing atau tidak itu terserah mereka,” katanya kepada Bisnis, Kamis (13/3/2014).
Walaupun begitu, berhadapan dengan MEA, Eddy optimistis arsitek di Tanah Air mampu bersaing. Menurutnya, banyak arsitek lokal yang memiliki kualitas yang baik.
Secara terpisah, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta Steve J. Manahampi mengatakan dari sisi kemampuan, asosiasi meyakini para arsitek Indonesia sudah cukup siap untuk menghadapi MEA karena sudah melakukan persiapan sejak lama.
Menurutnya, keberadaan sejumlah arsitek asing dalam proyek properti di Indonesia tidak menjadi suatu kendala, tetapi justru menjadi tantangan agar arsitek lokal mampu menunjukkan kualitasnya.