Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Renegosiasi Usaha Pertambangan Mundur, Negara Rugi Rp6,7 Triliun

Komisi Pemberantasan Korupsi menemukan kerugian negara hingga Rp6,7 triliun pada 2003-2011 akibat mundurnya renegosiasi antara 37 kontrak karya dan 74 perjanjian karya pengusahaan batu bara.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi menemukan kerugian negara hingga Rp6,7 triliun pada 2003-2011 akibat mundurnya renegosiasi antara 37 kontrak karya dan 74 perjanjian karya pengusahaan batu bara.

KPK menemukan tarif penerimaan nasional bukan pajak berupa royalti dari KK dan PKP2B lebih rendah dibandingkan tarif yang berlaku pada perusahaan pemegang izin usaha pertambangan, IUP.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan pihaknya juga menemukan kerugian dari 198 perusahaan batu bara dan 180 perusahaan mineral.

"Dari pertambangan batu bara ditemukan kerugian US$1.224 miliar dari 2010-2012, lalu dari perusahaan mineral ada kerugian sekitar US$24.661 juta dolar pada 2011," ujar Johan seperti dikutip dari keterangan resmi KPK, Senin (3/3/2014).

Lembaga tersebut mengimbau agar Kementerian ESDM segera menyelesaikan renegosiasi KK dan PKP2B. Selain itu, pemerintah juga harus bertindak tegas dengan perusahaan-perusahaan tambang yang enggan melakukan renegosiasi.

KPK menghitung selisih penerimaan negara dengan perusahaan KK bisa mencapai US$169,06 juta per tahun.

Terkait imbauan tersebut, KPK telah mengirimkan surat bernomor B-402/01-15/02/2014 yang ditujukan ke Menteri ESDM dan ditembuskan pada Presiden pada 21 Februari 2014.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Inda Marlina
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper