.jpg)
Bisnis.com, JAKARTA—Gubernur bank sentral Amerika Serikat Janet Yellen akan menyampaikan pidato pertama dalam posisinya sebagai pucuk pimpinan the Federal Reserve yang baru.
“Pidato Yellen menjadi kunci kekuatan pengaruh tapering ke depannya,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (11/2/2014).
Rangga mengatakan di saat risiko tapering sedikit mereda, terjadi efek perlambatan ekonomi China.
Tidak dapat dipungkiri, ujarnya, jika dovish tapering oleh the Fed pada akhir Desember lalu membawa yield US Treasury tenor 10 tahun turun dari puncaknya hingga ke 2,6%-2,7%.
“Tetapi melambatnya Cina memaksa premium risiko tetap tinggi di negara berkembang,” kata Rangga.
Fenomena flight to safety yang muncul, tambahnya, juga membantu yield US Treasury tetap rendah, bersama-sama dengan penguatan yen, emas serta Swiss franc.
Dia mengatakan minggu lalu dolar masih tertekan, sehingga mata uang di Asia mampu menguat. Dibantu juga pengaruh euforia euro yang menguat 1,1% setelah ECB membiarkan ECB rate di 0,25%.
“Tetapi naiknya yield US Treasury setelah tingkat pengangguran AS turun ke 6,6% menunjukkan pengaruh tapering belum tuntas,” kata Rangga.
Samuel Sekuritas mengemukakan pada minggu ini pasar menyoroti:
- Gubernur the Fed yang baru, Janet Yellen akan berpidato Selasa malam
- BI Rate akan diumumkan Kamis siang sebelum neraca pembayaran (BoP) pada Jumat
