Bisnis.com, JAKARTA – Penaikan harga diingatkan bukan satu-satunya jalan untuk mengurangi anggaran subsidi bahan bakar minyak.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Hendri Saparini mengatakan pemerintah dapat menempuh cara lain dengan konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) dan membatasi konsumsi untuk kendaraan pribadi.
Pada saat yang sama, pemerintah membangun infrastruktur jalan, pelabuhan, dan kereta api agar biaya produksi, khususnya konsumsi energi tidak tinggi.
“Saya setuju subsidi energi dikurangi, tapi alternatif tidak hanya satu naikkan harga BBM. Selama volume tidak dikelola, biaya produksi tidak dikelola, subsidi BBM akan naik,” katanya dalam Diskusi Pakar bertema Reorientasi Politik Pembangunan dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan yang digelar Bisnis Indonesia dan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama), Selasa (28/1/2014).
Wacana mengenai subsidi tetap pun menurutnya kurang tepat karena tidak mengurai persoalan, tetapi sebaliknya menimbulkan persoalan baru.
Pasalnya, pemerintah harus menanggung dampak inflasi ketika harga BBM berfluktuasi mendekati harga keekonomiannnya di pasar internasional.
“Oke, subsidi BBM bisa dikurangi, tapi pemerintah harus memberikan BLT (bantuan langsung tunai) lagi untuk masyarakat miskin yang kena dampak inflasi,” ujarnya.