Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia mengkalkulasi perekonomian nasional tahun lalu hanya tumbuh 5,7% atau melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan 2012 yang mencapai 6,2%.
Namun dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 masih terbilang cukup tinggi.
“Untuk pertumbuhan tahun 2014, BI memperkirakan akan lebih baik, mendekati batas bawah kisaran 5,8%-6,2% sejalan dengan perbaikan ekonomi global,” ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs dalam siaran pers yang dipublikasikan dalam laman Bank Indonesia, Jumat (10/1/2014).
Dia menjelaskan perkembangan terkini menunjukkan membaiknya kondisi ekonomi global dimotori oleh AS dan Jepang, serta indikasi pemulihan ekonomi di kawasan Eropa, China dan India. "Perbaikan ini diperkirakan dapat berlanjut pada 2014 sehingga dapat menopang ekonomi Indonesia ke depan, baik dari jalur perdagangan maupun jalur finansial."
Rapat Dewan Gubernur BI Kamis (9/1/2014), menurut Peter, memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2013mencapai 3,5% dari PDB atau lebih tinggi dari defisit pada 2012 sebesar 2,8% dari PDB.
Peningkatan defisit neraca transaksi berjalan terutama disebabkan menurunnya ekspor non-migas akibat penurunan pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas dunia. Selain itu, neraca migas juga mencatat defisit yang lebih tinggi sejalan dengan masih tingginya kebutuhan konsumsi Bahan Bakar Minyak domestik.
“Dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia, perkembangan terkini di triwulan IV-2014 mengindikasikan tekanan terhadap NPI mulai membaik. Defisit transaksi berjalan diperkirakan menurun seiring surplus neraca perdagangan yang didorong kenaikan ekspor nonmigas. Selain itu, impor nonmigas juga menurun seiring dengan perlambatan ekonomi domestik,” jelas Peter.
Ia menyebutkan Bank Indonesia memandang tren perbaikan NPI pada triwulan IV-2013 cukup positif dalam mendukung stabilitas ekonomi dan mengarahkan transaksi berjalan menjadi lebih sehat.
Dengan perkembangan NPI tersebut maka cadangan devisa pada akhir Desember 2013 meningkat menjadi sebesar 99,4 miliar dolar AS atau setara dengan 5,4 bulan impor dan pembayaran Utang Luar Negeri pemerintah, di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.