Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Produk Kerajinan Turun 2,34%, Kemendag Cari Alternatif Promosi

Kementerian Perdagangan akan mencari alternatif dalam memberikan dukungan untuk mempromosikan produk-produk kerajinan ke luar negeri.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan akan mencari alternatif dalam memberikan dukungan untuk mempromosikan produk-produk kerajinan ke luar negeri.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan penurunan ekspor kerajinan pada 8 bulan pertama tahun ini sekitar 2,34% dibandingkan dengan periode sama 2012.

 

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor produk kerajinan periode 2008 sampai 2012 terus mengalami peningkatan dengan  tren sebesar 5,61%. Pada 2012 ekspor produk kerajinan mencapai US$696,33 juta.

Namu, pada periode Januari-Agustus 2013 ekspor produk kerajinan baru US$446,41 juta, atau mengalami penurunan 2,34% jika dibandingkan dengan periode yang sama 2012 yang mencapai US$457,12 juta.

Negara-negara tujuan ekspor produk kerajinan antara lain Amerika Serikat sebesar 43,32% persen, Jepang 11,78%, Inggris 5,03%, Jerman 3,70%, dan Australia 3,14%.

"Kemendag akan mencari alternatif untuk mendukung dan mempromosikan produk-produk ke dalam dan luar negeri, termasuk yang dipamerkan dalam Crafina 2013," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat membuka Pameran CRAFINA 2013, Rabu (20/11).

Gita mengatakan, produk-produk yang ditampilkan dalam CRAFINA 2013 khususnya untuk produk kerajinan akan memiliki nilai tambah yang lebih baik apabila juga didukung dengan kualitas yang baik.

"Tentu saja tidak hanya membantu pemerintah dalam segi pajak, akan tetapi juga mampu mempromosikan budaya Indonesia banyak negara," ujar Gita.

Menurut Gita, saat ini sekitar 43% dari hasil kerajinan Indonesia diekspor ke Amerika Serikat, sedangkan sisanya tersebar di pasar-pasar baru, baik negara maju maupun berkembang, dan pasar lainnya.

Namun, dia menjelaskan pada akhirnya para pelaku usaha kerajinan terkendala masalah permodalan dan hanya kurang lebih 20% dari penduduk Indonesia memiliki akses perbankan.

"Seharusnya juga ada kolaborasi antara pemilik teknologi dan perbankan terhadap akses pendanaan," ujar Gita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper